Friday, February 8, 2019

Pengertian, Ruang Lingkup, Teori, dan Manfaat Psikologi Pendidikan


Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut Para Ahli

1. Whiterington
Menurut Whiterington (1982), pengertian psikologi pendidikan adalah suatu studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

2. Sumadi Suryabrata
Menurut Sumadi Suryabrata (1984), pengertian psikologi pendidikan adalah suatu pengetahuan psikologi tentang anak didik dalam situasi pendidikan.

3. Elliot dkk.
Menurut Elliot dkk (1999), pengertian psikologi pendidikan adalah penerapan teori-teori psikologi untuk mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pengajaran dan permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan.

4. Muhibin Syah
Menurut Muhibin Syah (2003), pengertian psikologi pendidikan adalah disiplin psikologi yang mempelajari masalah psikologis yang terjadi di dunia pendidikan.

5. Tardif
Menurut Tardif (dalam Syah, 1997:13), pengertian psikologi pendidikan adalah suatu bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan mengenai perilaku manusia dalam berbagai usaha kependidikan.

6. Barlow
Menurut Barlow (1985), pengertian psikologi pendidikan adalah suatu pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu seorang guru dalam proses belajar-mengajar secara lebih efektif.

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa educational psychology merupakan asas psikologi yang mempengaruhi proses belajar-mengajar di bidang pendidikan.


Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Secara umum, educational psychology mempelajari tingkah laku setiap orang dalam proses pendidikan, yaitu guru dan siswa. Secara umum, para ahli membatasi pokok bahasan dalam psikologi pendidikan ke dalam tiga hal, yaitu:

Belajar, yaitu pokok bahasan yang mencakup berbagai teori, prinsip-prinsip, karakteristik perilaku siswa, dan lain-lain.
Proses Belajar, yaitu pokok bahasan tentang tahapan perbuatan dan peristiwa dalam proses belajar siswa.
Situasi Belajar, yaitu pokok bahasan tentang suasana dan keadaan lingkungan, baik fisik maupun non-fisik terkait dengan aktivitas belajar siswa.

Menurut Samuel Smith, seperti yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (1984), ada 16 topik bahasan yang termasuk dalam ruang lingkup psikologi pendidikan, yaitu:

1. Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan (the science of educational psychology).
2. Karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity).
3. Lingkungan fisik (physical structure).
4. Perkembangan siswa (growth).
5. Semua proses tingkah laku (behavior process).
6. Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning).
7. Semua faktor yang mempengaruhi proses belajar (factors that condition learning).
8. Semua hukum dan teori-teori belajar (laws and theoris of learning).
9. Pengukuran, yaitu semua prinsip dasar dan batasan-batasan pengukuran atau evaluasi (measurement: basic principles and definitions).
10. Transfer belajar, meliputi bidang studi (transfer of learning subject matters).
11. Semua sudut pandang praktis tentang pengukuran (practical aspects of measurement).
12. Ilmu statistik dasar (element of statistics).
13. Kesehatan rohani/ mental (mental hygiene).
14. Pendidikan yang membentuk karakter (character educations).
15. Pengetahuan psikologi mengenai bidang studi sekolah menengah (psychology of secondary school subjects).
16. Pengetahuan psikologi mengenai bidang studi sekolah dasar (psychology of elementary school subjects).


Teori Psikologi Pendidikan 

Psikologi di bidang pendidikan memiliki beberapa dasar teori yang menjadi landasan dan konsep dasar pelaksanaannya, diantaranya adalah:

1. Teori Behaviorisme
Dalam teori behaviorisme (perilaku), yang menjadi pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang merupakan dampak dari interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dapat dikatakan telah belajar jika terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut.

2. Teori Manajemen Operasional
Dalam teori manajemen operasional disebutkan bahwa tingkah laku seseorang dikontrol oleh konsekuensi yang mungkin terjadi, baik itu dukungan positif dan negatif maupun hukuman positif dan negatif.

Dukungan positif adalah sesuatu yang menyenangkan pada suatu tingkah laku, dan dukungan negatif adalah menghapus hal yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang dapat diterima. Sedangkan hukuman positif adalah hukuman untuk mengurangi perilaku tidak menyenangkan, dan hukuman negatif adalah hukuman untuk mengurangi perilaku tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan.

3. Teori Harmonik Klasik
Teori ini melibatkan pembelajaran perilaku baru melalui proses yang terus menerus. Dalam teori harmonik klasik terdapat tiga tahap, yaitu;

Tahap 1, Sebelum Kondisi; rangsangan dari lingkungan menghasilkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang belum pernah terpikirkan.
Tahap 2, Selama Penyesuaian; rangsangan dari lingkungan tidak menghasilkan respon terhadap rangsangan yang sudah diketahui.
Tahap 3, Setelah Remediasi; proses terbentuknya respon baru.
4. Teori Kognitif
Teori kognitif (kesadaran) fokus terhadap perubahan proses dan struktur mental yang terjadi sebagai hasil usaha untuk memahami lingkungan sekitarnya.

5. Teori Koneksionisme
Teori koneksionisme (asosiasi) dikembangkan oleh Edward L. Thorndike (1878-1949) yang dikenal dengan teori respon stimulus. Dalam teori ini disebutkan bahwa stimulus akan mengirimkan pesan mengenai panca indera dan merespons perilaku.

6. Teori Gestalt
Di dalam teori Gestalt dijelaskan bahwa proses kognitif terjadi melalui pengaturan pesan atau pola yang saling terkait dengan komponen sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut teori ini, umumnya orang cenderung melihat hal-hal di sekitarnya secara menyeluruh.



Manfaat Psikologi Pendidikan

Pada dasarnya educational psychology memiliki banyak manfaat bagi dunia pendidikan. Menurut Muhammad dan Wiyani (2013), ada sepuluh manfaat yang bisa diperoleh dari mempelajari psikologi pendidikan, yaitu:

Memahami perbedaan siswa, pemahaman tenaga pendidik (guru) terhadap masing-masing siswa akan menghasilkan interaksi pembelajaran yang tepat sasaran serta pembelajaran yang efektif dan efisien.
Terciptanya suasana belajar yang kondusif, efektifitas kegiatan belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Strategi pembelajaran yang tepat, dengan mempelajari educational psychology maka seorang guru dapat mengenal karakter setiap siswanya. Dengan begitu maka akan ditemukan strategi pembelajarn yang tepat sehingga menghasilkan proses belajar-mengajar yang efektif.
Memberikan bimbingan bagi siswa, ini berkaitan dengan rasa percaya siswa terhadap guru. Dengan adanya rasa percaya murid kepada gurunya maka proses pembelajaran akan lebih efektif dan mudah.
Interaksi yang tepat dengan siswa, ini sangat berkaitan dengan semua prinsip psikologi yang mendasari cara berkomunikasi yang tepat. Cara berkomunikasi yang tepat akan berdampak pada proses belajar-mengajar yang lebih baik.
Adanya evaluasi pembelajaran, guru yang memiliki psikologi yang baik akan mampu memberikan penilaian atau evaluasi hasil pembelajaran dengan adil tanpa membedakan setiap siswanya.
Memotivasi belajar, tenaga pengajar yang mampu memberikan dukungan, dorongan kepada siswanya akan membuat siswa tersebut belajar lebih giat. Kemampuan tersebut didapatkan dari educational psychology yang didapatkan oleh guru sehingga mampu memotivasi siswanya.
Penetapan tujuan pembelajaran, dengan adanya educational psychology maka guru dapat menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut menjadi ukuran apakah proses belajar-mengajar berhasil atau tidak.
Memakai media belajar yang tepat, psikologi pendidikan juga dapat membantu dalam menentukan media pembelajaran yang paling tepat untuk siswa. Misalnya penggunaan media visual, audio, motorik dan lainnya, sehingga kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
Penyusunan jadwal pelajaran, kondisi para siswa merupakan salah satu acuan dalam menyusun jadwal pelajaran. Bidang studi yang membutuhkan pemikiran yang rumit seperti matematika akan lebih efektif bila berlangsung pada jam-jam awal belajar karena pikiran siswa masih segar dan mudah berkonsentrasi.