Wednesday, December 13, 2017

konjungsi

Konjungsi

A. Pengertian Konjungsi
Konjungsi disebut juga kata penghubung atau kata sambung adalah kata atau ungkapan penghubung yang menghubungkan baik antara kata dengan kata, kata dengan prasa, prasa dengan frasa, klausa dengan klausa, klalimat dengan kalimat, maupun paragraf dengan paragraf. Alwi, dkk. (2003: 296) menyatakan bahwa konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat. kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.
Konjungsi adalah kata-kata yang digunakan untuk menhubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya (konjungsi) berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat (Chaer, 2000: 140). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Rusminto (2009: 30) yang menyatakan bahwa adalah konjungsi adalah kata yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.
Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102). Konjungsi merupakan kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sintaksis (frasa, klausa, kalimat) dalam satuan yang lebih besar (Sudaryat, 2008: 155).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, penulis lebih cenderung memilih teori yang dijelaskan oleh Alwi, dkk. karena penjelasan yang lebih statis dan mudah untuk dipahami.
B.        Jenis-jenis Konjungsi
Berikut adalah beberapa jenis konjungsi berdasarkan teori Alwi, dkk. Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungsi dibagi menjadi beberapa  bagian.
1.       Konjungsi Koordinatif
Konjugsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya atau memiliki status yang sama dinamakan konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat. Hasilnya adalah satuan yang sama kedudukannya. Hubungan antara klausa-klausanya tidak menyangkut satuan yang membentuk hierarki karena klausa yang satu bukanlah konstituen dari klausa yang lain (Alwi, dkk,2003: 297). Adapun yang termasuk konjungsi koordinatif yaitu, Dan dan atau.
2 .         Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama (Alwi, dkk., 2003: 299). Konjungsi subordinatif ini berfungsi sebagai penghubung antara anak kalimat dan induk kalimat. Ciri konjungsi subordinatif didasarkan pada dua aspek, yaitu aspek sintaksis dan aspek semantik. Berdasarkan aspek sintaksisnya, konjungsi subordinatif menghubungkan dua klausa, yaitu klausa induk dengan klausa anak. Adapun yang termasuk konjungsi koordinatif sebagai berikut.
Table
No.
Hubungan
Konjungsi
1
Pengandaian
Andaikan, seandainya, dan sekiranya
2
Syarat
Jika, bila, asalkan, dan kalau
3
Waktu
Sesudah, sebelum, setelah, semenjak, ketika, selama, sejak, dll.
4
Tujuan
Agar dan supaya
5
Cara
Dengan
6
Penjelasan
Bahwa
7
Pemiripan
Seolah-olah, seakan-akan,
sebagaimana, dan seprti
8
Sebab
Sebab, karena, dan oleh karena
9
konsesif
Meskipun, walaupun, biarpun, dan sekalipun
3.    Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain (Alwi, dkk., 2003:300). Dan Konjungsi intrakalimat yang bertugas di dalam kalimat, untuk menghubungkan konstituen-konstituen yang menjadi bagian dari sebuah kalimat. Konjungsi yang menyatakan hubungan pertalian waktu kejadian dan yang menyatakan hubungan kesungguhan dapat menduduki posisi awal maupun tengah (Chaer, 1993: 112).
Adapun yang termasuk konjungsi  antarkalimat dapat dilihat pada table berikut ini.
Table
No.
Konjungsi
Maknanya
1
Dengan demikian, akibatnya
Akibat
2
Sebaliknya, berbeda dengan
Kebalikan
3
Kemudian, setelah itu, selanjutnya
Keadaan setelahnya
4
Sebanarnya,sesungguhnya
Keadaan sebenarnya
5
Bahkan, malahan
Keadaan sebelumnya
6
Akan tetapi, sayangnya, namun
Pertentangan
7
Biarpun begitu, meskipun demikian
kesediaan

4 .        Konjungsi Intrakalimat
Konjungsi intrakalimat yang bertugas didalam kalimat, untuk menghubungkan konstituen-konstituen yang menjadi bagian dari sebuah kalimat.  Adapun yang termasuk konjungsi intrakalimat yaitu: sesudah dan meskipun.

5.     Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi antarparagraf pada umumnya memulai sesuatu paragraf hubungannya dengan paragraf sebelumnya berdasarkan makna yang terkandung pada paragraf sebelumnya itu. Konjungsi pada kelompok (a) berikut ini masih sering dipakai, sedangkan yang ada pada kelompok (b) umumnya terdapat pada naskah sastra lama Depdikbud, (1997:241). Konjungsi antarparagraf yang lazim digunakan dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut : begitu pula, demikian juga, tambahan lagi, di samping itu, kedua, akhirnya,bagaimanapun juga, sebaliknya, namun, oleh karena itu, jadi, akibatnya, untuk tujuan itu, untuk hal itu, untuk itulah, singkatnya, ringkasnya, pada intinya, sementara itu, kemudian, dll.
Dan konjungsi antarparagraf pada naskah sastra lama sebagai berikut: alkisah, arkian, sebermula, dan syahdan.
2.3.26.       Konjungsi Korelatif
Konj            Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Adapun yang termasuk konjungsi korelatif yaitu: Baik, maupun, tidak hanya, tetapi juga, bukan hanya,  melainkan juga, demikian juga, sehingga, sedemikian rupa, jangankan, dst.







Monday, December 11, 2017

verba (kata kerja)

Verba ( kata kerja )

1.   pengertian verba
Verba atau disebut juga dengan kata kerja adalah suatu kata yang berfungsi untuk menjelaskan tentang suatu aktifitas atau suatu perbuatan/kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI), verba didefinisikan sebagai  kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan. Dengan kata lain, kata kerja menunjukkan suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh subjek, sehingga kata kerja berperan sebagai predikat dalam penyusunan kalimat aktif maupun kalimat pasif.
Verba adalah kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, proses, gerak, keadaan dan terjadinya sesuatu (Keraf, 1991:72). Adapun Sudaryanto (1991:6) menyatakan bahwa verba adalah kata yang menyatakan perbuatan, dapat dinyatakan dengan modus perintah, dan bervalensi dengan aspek keberlangsungan yang dinyatakan dengan kata ‘lagi’ (sedang).
Alwi, dkk.(1980) mendefinisikan verba atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini umumnya menjadi predikat dalam suatu klausa atau kalimat.  Adapun Mess (1992:4) juga memberikan definisi yang berhubungan dengan pengertian verba atau kata kerja. Beliau mengatakan bahwa kata kerja pada umumnya menyatakan suatu pekerjaan, perbuatan atau gerak.
Adapun Harimurti Kridalaksana (1993:226) memberikan definisi yang lebih umum, beliau mendefinisikan bahwa verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai unsur predikat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa verba atau kata kerja adalah kata yang menyatakan suatu tindakan, perbuatan, dan pekerjaan yang menduduki fungsi sintaksis predikatif dalam sebuah kalimat. Baik kalimat tersebut adalah kalimat aktif maupun kalimat pasif.

2.    Jenis-Jenis Verba
Verba terdiri dari beragam macam jenis, namun berdasarkan teori (Alwi, dkk.  : 1980) adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, verba dibedakan menjadi dua, yaitu verba (kata kerja) dasar dan verba (kata kerja)  turunan.
  •                     Verba Dasar

Verba (kata kerja) dasar adalah jenis kata kerja yang tidak memiliki imbuhan (awalan, sisipan, dn akhiran) atau merupakan kata dasar. Perhatikan table berikut.
Tabel
         Makan
       Minum
        Tidur
       Bangun
       Duduk
        Lelah
        Pergi
        Pulang
        Terbang
       Dan lain sebagainya


  •  .      Verba Turunan
Verba (kata kerja) turunan adalah jenis kata kerja yang telah mengalami proses  pengimbuhan atau afiksasi.
Perhatikan contoh pada table di bawah ini.
Tabel
1.
me
+ rusak
= merusak
2.
men
+ derita
= menderita
3.
meng
+ uji
= menguji
4.
pe
+ rusak
= perusak
5.
pen
+ dakwah
= pendakwah
6.
peng
+ kacau
= pengacau
7.
ke-an
+ adil
= keadilan
b. Berdasarkan Subjek
Berdasarkan peran subjeknya, Verba (kata kerja) juga dibedakan menjadi dua, yaitu kata kerja aktif dan kata kerja pasif.
1.      Verba Aktif
Verba (kata kerja) aktif adalah kata kerja dimana subjeknya berposisi sebagai pelaku dan biasanya berawalan me- dan ber-. Contoh:
a.         Ani sedang me-nyapu di halaman rumahnya
b.         Budi selalu ber-main bola kaki setiap sore
c.         mereka terus bersaing untuk menjadi nomor satu di kelas
2.   Verba Pasif
Verba (kata kerja) pasif adalah kata kerja yang subjeknya berposisi sebagai penderita dan umumnya berawalan di- dan ter-.  Contoh:
a.         Anjing itu di-pukul oleh Si Amir
b.         Andi ter-jatuh dari motor kemarin di jalan raya
c.         Andi dilarikan kerumah sakit setelah ditembak OTK
c.  berdasarkan Objek
Verba (kata kerja) berdasarkan objeknya juga terdiri dari lima bentuk, yaitu verba (kata kerja) transitif, ekatransitif, dwitransitif, semitransitif, taktransitif.
1.            Verba Transitif
Verba transitif adalah kata kerja yang harus mempunyai objek. Dalam kalimat, kata kerja ini harus diikuti objek agar dapat diketahui maknanya.
Contoh:
a.                   Bapak sedang menggarap sawah (aktif)
b.                  Jendela itu dipasang oleh ayah (pasif)
c.                   Ayah membeli sepeda baru (aktif)
2.            Verba Ekatransitif
Verba ekatransitif adalah verba yang diikuti oleh satu objek. Dapat berupa kalimat aktif maupun pasif.
Contoh:
a.                   Kakak menterjemahkan kamus itu ( Aktif )
b.                  Kamus itu diterjemahkan oleh kakak ( pasif )
3.            Verba Dwitransitif
Verba dwitransitif adalah verba yang kalimat aktif dapat ikuti oleh dua nomina, yaitu satu objek dan satu pelengkap.
Contoh:
a.                   Ayah akan membawakan saya kue enak
b.                  Ibu membelikan adik sepatu baru
c.                   Andi selalu diberikan nilai 9 pada pejaran bahasa Indonesia
Kata membawakan dan membelikan adalah verba dwitrasitif. Sedangkan kata saya dan adik adalah objek, dan kue enak dan sepatu merupakan pelengkap.
4.        Verba Semitransitif
Verba semitransitif adalah verba dimana unsure objeknya boleh ada ataupun  boleh tidak sekalipun.
Contoh:
a.                   Amir sedang membaca
b.                  Ibu sedang memasak
c.                   Kakak sedang menyapu
Kata membaca dan memasak adalah termasuk verba semitransitif karena hadir atau tidaknya objek, tidak berpengaruh terhadap makna atau pemahaman dalam kalimat tersebut.
5.                Verba Intransitif
Verba atau kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek, karena maknanya sudah jelas. Meskipun demikian, kata kerja intransitif juga dapat diikuti oleh pelengkap, keterangan, maupun pelengkap dan keterangan.
Contoh:
a.                Ani sedang duduk
b.                  Raka sedang bermain bola (disertai pelengkap)
c.                   Raka sedang bermain bola di lapangan (disertai pelengkap dan keterangan)
d. Bentuk Lain
Kata kerja dapat pula dibagi menjadi 3 kelompok dalam bentuk lainnya, yaitu kata kerja benefaktif, reflektif, dan resiprok.
1.                  Kata Kerja Benefaktif
Kata kerja benefaktif adalah kata kerja yang menunjukkan pekerjaan atau tindakan yang dilakukan untuk orang lain.  Kata kerja benefaktif umumnya memiliki imbuhan me- dan –kan.
Contoh:
a.                   Andi memberikan hadiah untuk adik perempuannya
b.                  Karena mendapat juara satu di kelah, adik dibelikan ayah sepeda baru
c.                   Dia selalu menyalahkan orang lain atas kegagalannya
2.                  Kata Kerja Reflektif
Kata kerja reflektif adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan untuk dirinya sendiri. Kata kerja reflektif umumnya menggunakan imbuhan me-, atau ber-.
Contoh:
a.                   Ani sedang bercermin
b.                  Andi selalu menyelesaikan tugasnya dengan baik
c.                   Ayah membajak sawah