Konjungsi
Konjungsi disebut juga kata penghubung atau kata sambung adalah kata atau ungkapan penghubung yang menghubungkan baik antara kata dengan kata, kata dengan prasa, prasa dengan frasa, klausa dengan klausa, klalimat dengan kalimat, maupun paragraf dengan paragraf. Alwi, dkk. (2003: 296) menyatakan bahwa konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat. kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa.
Konjungsi adalah kata-kata yang digunakan untuk menhubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan bahwa pada dasarnya (konjungsi) berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat (Chaer, 2000: 140). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Rusminto (2009: 30) yang menyatakan bahwa adalah konjungsi adalah kata yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan paragraf.
Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102). Konjungsi merupakan kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sintaksis (frasa, klausa, kalimat) dalam satuan yang lebih besar (Sudaryat, 2008: 155).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, penulis lebih cenderung memilih teori yang dijelaskan oleh Alwi, dkk. karena penjelasan yang lebih statis dan mudah untuk dipahami.
B. Jenis-jenis Konjungsi
Berikut adalah beberapa jenis konjungsi berdasarkan teori Alwi, dkk. Dilihat dari perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungsi dibagi menjadi beberapa bagian.
1. Konjungsi Koordinatif
Konjugsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya atau memiliki status yang sama dinamakan konjungsi koordinatif. Konjungsi koordinatif menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing-masing mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur konstituen kalimat. Hasilnya adalah satuan yang sama kedudukannya. Hubungan antara klausa-klausanya tidak menyangkut satuan yang membentuk hierarki karena klausa yang satu bukanlah konstituen dari klausa yang lain (Alwi, dkk,2003: 297). Adapun yang termasuk konjungsi koordinatif yaitu, Dan dan atau.
2 . Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama (Alwi, dkk., 2003: 299). Konjungsi subordinatif ini berfungsi sebagai penghubung antara anak kalimat dan induk kalimat. Ciri konjungsi subordinatif didasarkan pada dua aspek, yaitu aspek sintaksis dan aspek semantik. Berdasarkan aspek sintaksisnya, konjungsi subordinatif menghubungkan dua klausa, yaitu klausa induk dengan klausa anak. Adapun yang termasuk konjungsi koordinatif sebagai berikut.
Table
No. | Hubungan | Konjungsi |
1 | Pengandaian | Andaikan, seandainya, dan sekiranya |
2 | Syarat | Jika, bila, asalkan, dan kalau |
3 | Waktu | Sesudah, sebelum, setelah, semenjak, ketika, selama, sejak, dll. |
4 | Tujuan | Agar dan supaya |
5 | Cara | Dengan |
6 | Penjelasan | Bahwa |
7 | Pemiripan | Seolah-olah, seakan-akan, sebagaimana, dan seprti |
8 | Sebab | Sebab, karena, dan oleh karena |
9 | konsesif | Meskipun, walaupun, biarpun, dan sekalipun |
3. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain (Alwi, dkk., 2003:300). Dan Konjungsi intrakalimat yang bertugas di dalam kalimat, untuk menghubungkan konstituen-konstituen yang menjadi bagian dari sebuah kalimat. Konjungsi yang menyatakan hubungan pertalian waktu kejadian dan yang menyatakan hubungan kesungguhan dapat menduduki posisi awal maupun tengah (Chaer, 1993: 112).
Adapun yang termasuk konjungsi antarkalimat dapat dilihat pada table berikut ini.
Table
No. | Konjungsi | Maknanya |
1 | Dengan demikian, akibatnya | Akibat |
2 | Sebaliknya, berbeda dengan | Kebalikan |
3 | Kemudian, setelah itu, selanjutnya | Keadaan setelahnya |
4 | Sebanarnya,sesungguhnya | Keadaan sebenarnya |
5 | Bahkan, malahan | Keadaan sebelumnya |
6 | Akan tetapi, sayangnya, namun | Pertentangan |
7 | Biarpun begitu, meskipun demikian | kesediaan |
4 . Konjungsi Intrakalimat
Konjungsi intrakalimat yang bertugas didalam kalimat, untuk menghubungkan konstituen-konstituen yang menjadi bagian dari sebuah kalimat. Adapun yang termasuk konjungsi intrakalimat yaitu: sesudah dan meskipun.
5. Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi antarparagraf pada umumnya memulai sesuatu paragraf hubungannya dengan paragraf sebelumnya berdasarkan makna yang terkandung pada paragraf sebelumnya itu. Konjungsi pada kelompok (a) berikut ini masih sering dipakai, sedangkan yang ada pada kelompok (b) umumnya terdapat pada naskah sastra lama Depdikbud, (1997:241). Konjungsi antarparagraf yang lazim digunakan dalam bahasa indonesia adalah sebagai berikut : begitu pula, demikian juga, tambahan lagi, di samping itu, kedua, akhirnya,bagaimanapun juga, sebaliknya, namun, oleh karena itu, jadi, akibatnya, untuk tujuan itu, untuk hal itu, untuk itulah, singkatnya, ringkasnya, pada intinya, sementara itu, kemudian, dll.
Dan konjungsi antarparagraf pada naskah sastra lama sebagai berikut: alkisah, arkian, sebermula, dan syahdan.
2.3.26. Konjungsi Korelatif
Konj Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Adapun yang termasuk konjungsi korelatif yaitu: Baik, maupun, tidak hanya, tetapi juga, bukan hanya, melainkan juga, demikian juga, sehingga, sedemikian rupa, jangankan, dst.