Thursday, November 22, 2018

majas pertentangan: Pengertian dan jenis-jenis majas pertentangan


assalamualaikum sobat, 
pada artikel kali ini kita masih akan membahas tentang masalah majas dalam bahasa indonesia. pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang majas sindirian, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang majas pertentangan.

 Pengertian dan jenis-jenis majas pertentangan

Majas pertentangan ialah kelompok majas yang memiliki ciri khas dengan gaya penuturan yang mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan makna yang sesungguhnya. Penuturan dengan majas pertentangan dimaksudkan untuk memperkuat makna dari sesuatu yang diutarakan, sehinga sang lawan bicara atau pendengar akan terkesan dan tertarik pada apa yang diucapkan. Majas ini dibedakan menjadi:

1. Majas hiperbola

Hiperbola merupakan gaya bahasa dengan ciri khas yang suka melebih-lebihkan sesuatu dengan makna yang sesungguhnya. Pertentangan makna ini terkesan memiliki tujuan untuk menghebatkan sesuatu yang dimaksud. Hal yang dilebih-lebihkan dalam majas ini dapat dari segi jumlah; ukuran; atau sifatnya.

Contoh:
a. Anton telah mengelilingi dunia untuk menemukan kucingnya.
b. Wajahmu telah mengalihkan duniaku.
c. Cintamu sehangat matahari dalam hidupku, terima kasih Ibu. 
d. Film-film Bollywood telah menguncang dunia perfilman Indonesia.
e. Tubuh ani kurus kering kerontang akibat penyakit kanker yang dideritanya.

2. Majas litotes

Litotes memiliki gaya penuturan yang berlawanan dengan hiperbola. Dalam litotes, mengungkapkan sesuatu dengan sesuatu yang lebih rendah nilainya dibanding makna yang sesungguhnya. Pertentangan makna pada majas litotes memberi kesan dengan maksud merendahkan diri. Seperti pada hiperbola, pengunaan makna yang bertentangan akan menarik perhatian lawan bicara. 

Contoh:
a. Kami sangat tersanjung bila Bapak Presiden mau mampir ke gubuk kami.
b. Dari awal Saya cuma iseng-isengan mengikuti audisipencarian bakat ini. 
c. Saya masih bocah ingusan kala itu saat mendirikan bisnis kuliner. 
d. Semoga buku-buku yang kami hibahkan dapat menjadi seberkas cahaya bagi adik-adik. 
e. Selamat menikmati sajian yang ala kadarnya ini.

3. Majas ironi

Dalam penuturan menggunakan majas ironi, penutur mengungkapkan sesuatu yang memiliki makna yang berlawanan dengan aslinya. Hal ini bermaksud untuk menyindir seseorang secara halus. 

Contoh:
a. Rapi sekali kamar kamu, buku bertebaran dimana-mana.
b. Wangi tubuhmu  sangat menyengat, apakah tak ada air di rumah?
c. Anak-anak kelas 11 sangat pandai, rata-rata mereka mampu menjawab 3 dari 10 soal dengan benar.
d. Prospek kerja kamu sangat bagus, mampu menjual satu unit dari lima unit target penjualan.
e. Banyak sekali porsi makanmu, pantas saja bobot tubuhmu tak pernah naik.

4. Majas paradoks

Kata paradoks berasal dari bahasa yunani, paradoxos, yang tersusun dari kata para berarti bertentangan dan doxa yang berarti pendapat atau pemikiran. Majas paradoks mengungkapkan dua hal yang bertentangan, saling berlawanan, namun keduanya menyatakan suatu kebenaran.

Contoh:
a. Meski dikeramaian, aku masih merasa kesepian.
b. Dalam kemarahannya tersimpan sejuta kasih sayang untuk muris-muridnya.
c. Anak-anak kelas itu sangat bandel namun tetap peduli akan tugas-tugasnya. 
d. Kemiskinan semakin menggerogoti kaum lemah dikala para pemimpin itu sibuk dengan kekayaannya. 
e. Walaupun rokok tidak baik untuk kesehatan ia tetap diminati oleh sebagian besar kaum pria
Advertisement


5. Majas oksimoron

Majas oksimoron merupakan perluasan dari paradoks. Karakteristik yang membedakannya dengan majas paradoks ialah pada oksimoron pertentangan diucapakan dalam satu frase yang sama.

Contoh:
a. Ada cinta dalam benci yang kau sematkan padaku. 
b. Pertemuan itu diwarnai dengan isak tangis bahagia.
c. Selalu ada kemudahan dalam kesulitan akan suatu perjuangan.
d. Dalam hidup dan matiku hanya Kau sajalah yang aku puja.
e. Dikala senang ataupun susah kita kan menghadapi hidup bersama-sama.

6. Majas antitesis

Majas antitesis merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu denganmenggunakan kata-kata yang memiliki makna yang berlawanan. Antitesis berasal dari bahasa Yunani, Anti berarti bertentanganberarti menempatkan.

Contoh:
a. Pelamar perusahaan X memiliki background yang berbeda-beda dari yang tua-muda, laki-laki dan perempuan.
b. Antidiskriminasi adalah perjuangan untuk menhapus perbedaan status antara orang kulit putih dengan kulit hitam. 
c. Baik anak-anak maupun dewasa semua senang dengan perjalanan itu.
d. Siang malam, dari pagi sampai petang, ia bekerja mencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. 
e. Surga atau neraka sangat tergantung pada perbuatan baik atau buruk yang telah dilakukan semasa hidup.

7. Majas kontradiksi interminus

Ciri khas pada majas ini ialah menyatakan sesuatu yang bertentangan dengan hal yang telah disebutkan terdahulu. Majas ini digunakan dalam kalimat penyangkalan atau pengecualian.

Contoh:
a. Siswa-siswi dilarang masuk ruangan kepala sekola, kecuali untuk urusan penting.
b. Semua crew dilarang masuk ke ruangan komputer, kecuali crew IT.
c. Semua laki-laki dilarang mengunjungi kamar kost wanita, kecuali anggota keluarga.
d. Harga semua beras naik 12%, kecuali beras roro jongrang.
e. Semua santri menuju masjid untuk sholat berjamaah, kecuali para santri perempuan.

8. Majas anakronisme

Merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan waktu kejadian yang dibicarakan. (anakronisme, ana= mundur; chronos= waktu). Biasanya majas ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang telah terjadi (masa lalu atau sejarah) dan menambahkan unsur-unsur yang belum ada kala itu dalam menyatakan sesuatu.

Contoh:
a. Pasukan-pasukan kerajaan majapahit memacu kuda besinya menuju peperangan. (pada kala itu belum ada kuda besi /motor)
b. Para musafir dari mekah mengandalkan kompas untuk menunjukan arah kiblat.
c. Kemenanngan pasukan kerajaan Mughal disambut dengan orkestra musik dangdut.
d. Penari-penari balet itu diundang oleh Julius Caesar untuk meramaikan pertandingan.  
e. Shakespare sering mendapat telepon untuk tampil di depan publik membacakan karya-karyanya.