Saturday, December 8, 2018

pengertian dan jenis klausa berdasarkan katagori pengisi fungsi predikat


1. Pengertian klausa
Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat predikatif. Artinya, didalam satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila dalam satuan itu tidak terdapat predikat, maka satuan itu bukan sebuah klausa (Chaer,2009:150). Klausa merupakan  satuan gramatik yang terdiri atas subjek dan predikat, baik disertai objek, pelengkap, dan keterangan maupun tidak (Ramlan melalui Sukini, 2010:41). Sedangkan Cook melalui Tarigan (2009:76) memberikan batasan bahwa klausa adalah kelompok kata yang hanya mengandung satu predikat. Dengan ringkas, klausa ialah S P (O) (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada (Sukini, 2010:41-42). 
Ramlan melalui Tarigan (2009: 43) menjelaskan bahwa klausa ialah bentuk linguistik yang terdiri dari subjek dan predikat. Menurut pendapat Arifin (2008:34) klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.
Istilah klausa dipakai untuk merujuk pada deretan kata yang paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi belum memiliki intonasi atau tanda baca tertentu. Istilah kalimat juga mengandung unsur paling tidak memiliki subjek dan predikat, tetapi sudah dibubuhi  intonasi atau tanda baca tertentu.  (Alwi, 2003:39).

2. Klausa Berdasarkan  Kategori Pengisi Fungsi Predikat
Berdasarkan  kategori pengisi fungsi predikat, klausa diklasifikasikan atas klausa verbal, dan klausa nonverbal (Cook melalui Tarigan, 2009:76). Sedangkan menurut Arifin (2008: 38), berdasarkan strukturnya, klausa dapat dibedakan menjadi klausa verbal dan klausa nonverbal. Menurut Chaer (2009: 151), berdasarkan  kategori pengisi fungsi P dapat dibedakan adaanya: klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektifal, klausa preposisional, klausa numeral.
Dalam pembahasan ini klasifikasi klausa berdasarkan  kategori pengisi fungsi predikat terdiri dari klausa verbal dan klausa nonverbal. Klausa verbal terbagi menjadiklausa transitif  dan klausa intransitif. Klausa transitif berdasarkan hubungan aktor aksi,diklasifikasikan menjadi klausa aktif, klausa pasif, klausa medial dan klausa resiprokal. Klausa nonverbal terdiri atas klausa nominal, adjektival, numeral, dan preposisional.

1. Klausa Verbal
Klausa Verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori kata kerja (Sukini, 2010:46). Klausa Verbal adalah klausa yang berpredikat verbal (Tarigan, 2009:77). Arifin (2008: 38) mengatakan bahwa klausa verbal adalah klausa yang predikatnya verba.
Jadi klausa verbal memiliki predikat yang berupa kata kerja.
Contoh:
a. petani mengerjakan sawahnya dengan tekun
b. dengan rajin, bapak guru memeriksa karangan murid
c. mereka memancing di sungai
d. kita  menyanyi  bersama
e. adik menangis
f. kami bermain bola

Berdasarkan struktur internalnya, klausa verbal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu klausa transitif  dan  klausa intransitif (Tarigan, 2009:77). Menurut Arifin (2008: 38), klausa verbal terdiri atas klausa verbal aktif transitif dan klausa verbal aktif tak transitif.

1.1 Klausa Transitif 
Klausa transitif  adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang menghendaki hadirnya objek(Sukini, 2010:46). Menurut (Tarigan, 2009:44), Klausa transitif  adalah klausa yang mengandung kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang mempunyai kapasitas memiliki satu atau lebih obyek.
Contoh:
a. Rudi mengagumi Yuli
b. ayah membelikan adik sepatu roda
      
Klausa transitif  jika dilihat dari hubungan aktor aksi, dapat pula diklasifikasikan menjadi klausa aktif, klausa pasif, klausa medial dan klausa resiprokal (Tarigan, 2009:77).
Selanjutnya (Tarigan, 2009:77) menjelaskan dan memberi contoh:

1)  Klausa Aktif
Klausa aktif  adalah klausa yang subyeknya berperan sebagai pelaku atau aktor.
Arifin (2008:38) menjelaskan bahwa klausa aktif transitif adalah klausa yang predikat verbalnya mempunyai sasaran dan/ atau mempunyai objek. Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan meng-, meng-/-I, atau meng-/-kan.
Contoh:
a.       Ayah melihat saya menulis surat
b.      saya melarang kamu mencangkul kebun itu
c.       ibu menyuruh dia memanggil nenek
d.      siapa menyaksikan ibu makan nasi itu
e.       dokter menganjurkan ayah minum kopi
f.       bibi menjual makanan
g.      aku mengirimkan surat
h.      anak-anak memetiki mangga

2)  Klausa Pasif
Klausa pasif adalah klausa yang subyeknya berperan sebagai penderita.
Arifin (2008:39) menjelaskan bahwa klausa verbal pasif adalah klausa yang menunjukkan bahwa subjek dikenai pekerjaan atau sasaran perbuatan seperti yang disebutkan dalam predikat verbalnya. Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan di-,ter-, atau ber-/-an, atau diawali kata kena.

Contoh:
a.       ayah tahu benar  surat itu kutulis
b.      saya tidak mau tahu kebun itu kau cangkul
c.       kenapa kamu melarang  nenek dipanggil oleh adik
d.      semua tahu  nasi itu di makan ibu
e.       saya melihat sendiri  kopi itu diminum oleh ayah 
f.       kurban ditembak kami kehujanan
g.      kakak bercukur kurban tertembak
h.      melarikan diri
i.        menghindarkan diri
j.        melepaskan diri
k.      memperkaya diri

3)  Klausa Medial
Klausa medial adalah klausa yang subyeknya berperan baik sebagai pelaku maupun penderita.
Contoh:
a. dia menghibur hatinya
b. dia menyiksa dirinya
c.  kamu menyusahkan dirimu melulu
d.  aku menusuk jariku
e.  aku merenungi nasibku
f.  aku menenangkan pikiranku
g. si Ani mengamati wajahnya sendiri

4) Klausa Resiprokal
Klausa Resiprokal atau klausa refleksif adalah klausa yang subyek dan obyeknya melakukan perbuatan yang berbalas-balasan (Tarigan,2009: 49).

Contoh:
a.       saya tidak suka kalau kalian baku hantam dengan mereka
b.      ayah menganjurkan agar kami saling mengasihi dengan saudara
c.       paman menyuruh saya bersalam-salaman dengan tamu
d.      tetangga, sering mendengar Mak Ali saling caci dengan Mak Ina
e.       tahukah kamu bahwa keluarga saya sering berkunjung-kunjungan dengan keluarga mereka
f.       dalam Koran dapat dibaca bahwa baku serang antara Palestina dengan Israel sudah mereda

1.2 Klausa Intransitif 
Klausa Intransitif  adalah klausa yang predikat verbalnya  tidak  memerlukan kehadiran objek (Sukini, 2010:47). Cook melalui Tarigan (2009: 49) menjelaskan bahwa klausa intransitif  adalah klausa yang mengandung kata kerja intransitif, yaitu kata kerja yang tidak memerlukan obyek.
Contoh:
a. para siswa berbaris di lapangan
b. matahari terbit di timur
c. ayah pergi ke sawah
d. ibu tinggal di rumah
e. adik bermain-main di pekarangan
f. nenek tidur di kamar
g. kakek duduk di kursi


a. Klausa Nonverbal    
Klausa nonverbal adalah klausa yang predikatnya berkategori selain kata kerja. Unsur pengisi fungsi P yang tidak berkategori verbal, antara lain nominal, adjektival, numeral, dan preposisional (Sukini, 2010:46).
Sementara itu Tarigan (2009:50) memberikan batasan bahwa klausa nonverbal adalah klausa  yang  berpredikat nomina, ajektif, atau adverbia. Klausa nonverbal ini dapat pula dibagi atas: klausa statif dan klausa ekuasional.

b. Klausa nominal
Klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berkategori kata benda.
Elson dan Pickett melalui Tarigan (2009: 51) mengatakan bahwa klausa ekuasional adalah klausa yang berpredikat nomina.
Contoh:
a. saudaranya guru
b. yang dibeli orang itu sepeda
c. nenekku dukun
d. pamannya pedagang
e. adiknya dokter
f. atap rumah itu daun rumbia
g. isteriku guru

c. Klausa Adjektival
Klausa adjektival adalah klausa yang predikatnya berkategori kata keadaan.
Elson dan Pickett melalui Tarigan (2009: 51) mengatakan bahwa klausa statif adalah klausa yang berpredikat ajektif atau yang dapat disamakan dengan ajektif.
Chaer (2009: 158) mengatakan bahwa klausa ajektifal memiliki fungsi wajib S dan P. Klausa ajektifal dapat disusun dari fungsi S yang berkategori N dan fungsi P yang berkategori A.

Contoh:
a. harga buku sangat mahal
b. udaranya panas sekali
c. anak itu pintar
d. neneknya kaya
e. mereka capek

d. Klausa Numeral
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berkategori kata bilangan.
Chaer (2009: 160) mengatakan bahwa klausa numeral adalah klausa yang fungsi P nya diisi oleh frase numeral.
Contoh:
a. roda truk itu  enam
b. kerbau petani itu dua ekor
c. gajinya dua juta sebulan
d. uangnya seratus ribu rupiah
e. anak pak Amat lima orang
f. mobil pejabat itu empat buah
g. luas kebunnya seribu meter
Klausa numeral lazim digunakan bahasa ragam lisan dan ragam bahasa nonformal. Dalam ragam formal fungsi P akan diisi oleh sebuah verba; dan frase numeral berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
a. roda truk itu ada  enam
b. kerbau petani itu hanya dua ekor
c. gajinya ada dua juta sebulan
d. uangnya sebesar seratus ribu rupiah
e. anak pak Amat berjumlah lima orang
f. mobil pejabat itu ada empat buah
g. luas kebunnya mencapai seribu meter

e. Klausa Preposisional
Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berkategori kata depan.
Chaer (2009: 159) mengatakan bahwa klausa preposisional adalah klausa yang fungsi P nya diisi oleh frase preposisional.
Contoh:
a. pegawai itu ke kantor setiap hari
b. kakak di kampus
c. ibu dan ayah ke pasar
d. mereka dari Medan
e. ayah dan kakek di kampung
f. uangnya di bank
g. berangkatnya dari rumah
Klausa preposisional ini lazim digunakan dalam bahasa ragam lesan dan ragam bahasa nonformal. Dalam ragam formal fungsi P akan diisi oleh sebuah verba; dan frase preposisinya  berubah fungsi menjadi keterangan.
Contoh:
a. pegawai itu pergi ke kantor setiap hari
b. kakak ada di kampus
c. ibu dan ayah berangkat  ke pasar
d. mereka ampon dari Medan
e. ayah dan kakek berada  di ampong
f. uangnya disimpan  di bank
g. berangkatnya berawal dari rumah