1. Pengertian Kalimat
Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa (Cook, 1971 ; Elson dan Pickett, 1969). Klimat adalah suatu bentuk linguistik, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield, 1955). Senada dengan Bloomfield, Hocket (1985) menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain.
Kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa (Cook, 1971 ; Elson dan Pickett, 1969). Klimat adalah suatu bentuk linguistik, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield, 1955). Senada dengan Bloomfield, Hocket (1985) menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain.
Di sisi lain Lado (1968) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan kecil dari ekspresi lengkap. Pendapat Lado dipertegas lagi oleh Sutan Takdir Alisyahbana (1978) yang mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Sementara itu Ramlan (1996) mengatakan bahwa kalimat adalah suatu gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. berdasarkan defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap.
2. Jenis kalimat berdasarkan struktur gramatikal
Adapun jenis kalimat berdasarkan struktur gramatikal adalah sebagai berikut.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat ini hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat.
Contoh:
a. Separuh pesisir Pulau Bangka rusak
S P
b. Separuh pesisir Pulau Bangka rusak karena aktivitas kapal pasir timah.
S P K
c. Separuh pesisir Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, rusak
S P
karena aktivitas kapal pasir timah.
K
Keterangan:
kalimat ( a, b, c ) merupakan kalimat tunggal karena hanya memiliki satu subjek dan satu predikat ( satu klausa ). Kalimat tunggal pada contoh (a) adalah kalimat dasar, sedangkan kalimat tunggal pada contoh (b dan c) adalah kalimat tunggal yang sudah di perluas oleh unsur keterangan: sebab pada kalimat (b) danketerangan apositif pada kalimat (c). Oleh karena itu, kalimat tunggal bisa berwujud kalimat dasar dan juga bisa berwujud kalimat yang diperluas. Meskipun sudah mengalami perluasan, fungsi S dan P pada kalimat tunggal hanya satu. Perluasan kalimat tunggal akan dibahas pada subbab berikutnya.
Semua kalimat dasar merupakan kalimat tunggal, tetapi tidak semua kalimat tunggal berwujud kalimat dasar. Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu kalusa, unsur unsurnya lengkap, susunan unsur unsurnya menurut urutan yang paling umum, dan tidak mengandung pertanyaan atau pengingkaran. Dalam kata lain kalimat dasar identik dengan kalimat tunggal deklaratif afirmatif yang urutan unsur unsurnya paling lazim.
Secara umum pola urutan kalimat dasar bahasa indonesia adalah S+P+(O)+(Pel)+(Ket). Unsur objek, pelengkap dan keterangan yang ditulis diantara tanda kurung tidak selalu harus hadir, kehdirannya bergantung pada predikat. dalam buku Miftahul Khairah dan Sakura Ridwan( 2015:165)
2. Kalimat Majemuk
Miftahul Khaira dan sakura Ridwan(2015:181) menegaskan bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih atarara klausa yang satu dengan klausa yang lain saling berhubungan.
Adapun kalimat majemuk terdiri dari beberapa jenis kalimat, yaitu:
Kalimat majemuk setara: menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing- msing mempunyai kedudukan setara dalam struktur kalimat. Artinya, semua klausa tersebut merupakan klausa inti, tidak membentuk hierarki karena klausa yang satu bukanlah bagian dari klausa yang lain. Karena itu, hubungan klausa yang terbentuk secara koordinatif disebut majemuksetara.
Contoh :
Candi gedong songomemiliki sembilan sembilan kelompok candi, tetapi sebagian candi itu sudah hilang.
Kalimat di atas terdiri dari dua klausa :
( a ) Candi Gedong Songo memiliki sembilan kelompok candi,
(b) sebagian kelompok candi itu sudah hilang.
Klausa pertama dan kedua digabungkan secara koordinasi sehingga terbentuklah kalimat majemuk setara.
Kalimat majemuk bertingkat : menunjukkan hubungan yang hierarkis, yakni menggabungkan dua klausa atau lebih secara bertingkat, ada yang berfungsi sebagai klausa utama dan ada yang berfungsi sebagai klausa bawahan. Karena itu, hubungan yang demikian disebut pula denngan majemuk bertingkat. Penggunaan kata penghubung yang bersifat subordinatif menyebabkan klausa yang satu menjadi bagian dari klausa yang lain.
Contoh :
Candi Gedong Songo merupakan mutiara kehidupan karena menjadi sumber nafkah bagi masyarakat sekitarnya.
Kalimat di atas terdiri dari dua klausa, yaitu:
( a ) Candi Gedong merupakan mutiara kehidupan,
( b) Candi Gedong Songo menjadi nafkah bagi masyarakat sekitarnya.
Kedua klausa itu dihubungkan oleh konjungsi karena klausa ( a) merupakan klausa utama, sedangkan klausa ( b) merupakan klausa bawahan.
3. Kalimat campuran
Adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa, ada yang berhubungan secara (koordinatif), bertingkat (subordinatif), atau kosubordinatif. Beberapa ahli menyebut bentuk ini sebagai majemuk campuran karena dalam satu kalimat terdapat berbagai bentuk majemuk. Contohnya: untuk perjalanan jauh keluar kota, hal pertama yang harus diperhatikan adalah kondisi fisik dan hal kedua adalah kondisi keuangan. Kalimat diatas merupakan kalimat majemuk kompleks karena tersusun atas klausa bertingkat dan klausa setara.
Contoh :
Untuk perjalanan jauh keluar kota hal pertama yang harus di perhatikan adalah kondisi fisik dan hal kedua adalah kondisi keuangan.
Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk campuran karena tersusun atas kluasa bertingkat dan klusa setara.
2. Jenis kalimat berdasarkan struktur gramatikal
Adapun jenis kalimat berdasarkan struktur gramatikal adalah sebagai berikut.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat ini hanya mempunyai satu subjek dan satu predikat.
Contoh:
a. Separuh pesisir Pulau Bangka rusak
S P
b. Separuh pesisir Pulau Bangka rusak karena aktivitas kapal pasir timah.
S P K
c. Separuh pesisir Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, rusak
S P
karena aktivitas kapal pasir timah.
K
Keterangan:
kalimat ( a, b, c ) merupakan kalimat tunggal karena hanya memiliki satu subjek dan satu predikat ( satu klausa ). Kalimat tunggal pada contoh (a) adalah kalimat dasar, sedangkan kalimat tunggal pada contoh (b dan c) adalah kalimat tunggal yang sudah di perluas oleh unsur keterangan: sebab pada kalimat (b) danketerangan apositif pada kalimat (c). Oleh karena itu, kalimat tunggal bisa berwujud kalimat dasar dan juga bisa berwujud kalimat yang diperluas. Meskipun sudah mengalami perluasan, fungsi S dan P pada kalimat tunggal hanya satu. Perluasan kalimat tunggal akan dibahas pada subbab berikutnya.
Semua kalimat dasar merupakan kalimat tunggal, tetapi tidak semua kalimat tunggal berwujud kalimat dasar. Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu kalusa, unsur unsurnya lengkap, susunan unsur unsurnya menurut urutan yang paling umum, dan tidak mengandung pertanyaan atau pengingkaran. Dalam kata lain kalimat dasar identik dengan kalimat tunggal deklaratif afirmatif yang urutan unsur unsurnya paling lazim.
Secara umum pola urutan kalimat dasar bahasa indonesia adalah S+P+(O)+(Pel)+(Ket). Unsur objek, pelengkap dan keterangan yang ditulis diantara tanda kurung tidak selalu harus hadir, kehdirannya bergantung pada predikat. dalam buku Miftahul Khairah dan Sakura Ridwan( 2015:165)
2. Kalimat Majemuk
Miftahul Khaira dan sakura Ridwan(2015:181) menegaskan bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih atarara klausa yang satu dengan klausa yang lain saling berhubungan.
Adapun kalimat majemuk terdiri dari beberapa jenis kalimat, yaitu:
Kalimat majemuk setara: menggabungkan dua klausa atau lebih yang masing- msing mempunyai kedudukan setara dalam struktur kalimat. Artinya, semua klausa tersebut merupakan klausa inti, tidak membentuk hierarki karena klausa yang satu bukanlah bagian dari klausa yang lain. Karena itu, hubungan klausa yang terbentuk secara koordinatif disebut majemuksetara.
Contoh :
Candi gedong songomemiliki sembilan sembilan kelompok candi, tetapi sebagian candi itu sudah hilang.
Kalimat di atas terdiri dari dua klausa :
( a ) Candi Gedong Songo memiliki sembilan kelompok candi,
(b) sebagian kelompok candi itu sudah hilang.
Klausa pertama dan kedua digabungkan secara koordinasi sehingga terbentuklah kalimat majemuk setara.
Kalimat majemuk bertingkat : menunjukkan hubungan yang hierarkis, yakni menggabungkan dua klausa atau lebih secara bertingkat, ada yang berfungsi sebagai klausa utama dan ada yang berfungsi sebagai klausa bawahan. Karena itu, hubungan yang demikian disebut pula denngan majemuk bertingkat. Penggunaan kata penghubung yang bersifat subordinatif menyebabkan klausa yang satu menjadi bagian dari klausa yang lain.
Contoh :
Candi Gedong Songo merupakan mutiara kehidupan karena menjadi sumber nafkah bagi masyarakat sekitarnya.
Kalimat di atas terdiri dari dua klausa, yaitu:
( a ) Candi Gedong merupakan mutiara kehidupan,
( b) Candi Gedong Songo menjadi nafkah bagi masyarakat sekitarnya.
Kedua klausa itu dihubungkan oleh konjungsi karena klausa ( a) merupakan klausa utama, sedangkan klausa ( b) merupakan klausa bawahan.
3. Kalimat campuran
Adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa, ada yang berhubungan secara (koordinatif), bertingkat (subordinatif), atau kosubordinatif. Beberapa ahli menyebut bentuk ini sebagai majemuk campuran karena dalam satu kalimat terdapat berbagai bentuk majemuk. Contohnya: untuk perjalanan jauh keluar kota, hal pertama yang harus diperhatikan adalah kondisi fisik dan hal kedua adalah kondisi keuangan. Kalimat diatas merupakan kalimat majemuk kompleks karena tersusun atas klausa bertingkat dan klausa setara.
Contoh :
Untuk perjalanan jauh keluar kota hal pertama yang harus di perhatikan adalah kondisi fisik dan hal kedua adalah kondisi keuangan.
Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk campuran karena tersusun atas kluasa bertingkat dan klusa setara.