Wednesday, October 31, 2018

contoh judul skripsi pai model(PTK)

beberapa contoh judul skripsi pai dengan model ptk (penelitian tindakan kelas)

Fandi Ceurucok
Sebagai mahasiswa semester akhir, kita pastinya dipusingkan dengan yang namanya skripsi. yuppzzzzz!!! benar, karena saya sudah pernah merasakan betapa hebatnya tekanan baik fsikis maupun fisik. mulai dari menentukan judul skripsi yang membutuhkan pertimbangan serta dukungan dari pihak-pihak yang dapat kita percaya dalam masalah ini hingga biaya besar yang akan kita keluarkan mulai dari tranfortasi, hingga sejumlah bahan lain seperti buku sebagai referensi  dalam penulisan skripsi.  hehehe,, 

berikut saya akan membagikan beberapa contoh judul skripsi pai dengan model ptk (penelitian tindakan kelas). semoga bermanfaat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

1. PENGARUH MANAJEMEN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) BUKU DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH..........

2. KETERLIBATAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENETAPAN KEBIJAKAN KURIKULUM
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HUMANIZING THE CLASSROOM DALAM INTERAKSI EDUKATIF SISWA DI SEKOLAH MADRASAH..........

3. MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN SOSIAL DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSI ANAK

4. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI MADRASAH.....

5. PROBLEMATIKA PENERAPAN MANAJEMEN STRATEGIS DI MADRASAH......

6. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PAI DI SDN....

7. EFEKTIVITAS GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMANAJ SEKOLAH DASAR NEGERI....

9. IMPLEMENTASI METODE TANDUR DALAM PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN (JOYFULL LEARNING) DI SDN.......

10. PENGARUH UPAYA PREVENTIF GURU AGAMA TERHADAP SIKAP SISWA DALAM MENGHADAPI
PENYEBARAN AJARAN ISLAM SEMPALAN SDN......

11. PENGEMBANGAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN.........

12. STRATEGI PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DALAM MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK HIPERAKTIF DI SDN........

13. HUBUNGAN KECERDASAN ADVERSITAS (ADVERSITY QUOTIENT-AQ) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI PADA MATA PELAJARAN AGAMA SUB POKOK BAHASA AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH.....

14. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PAKEM (PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN) TERHADAP AKHLAK SISWA DI MADRASAH.........

15. PERANAN STRATEGI MNEMONIK DALAM MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MADRASAH.......

16. PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI EDUCATIVE PUNISHMENT UNTUK SD DAN UPAYA SOLUSINYA DI SD ............

jika anda merasa artikel ini bermanfaat, jangan lupa klik ikuti!!!!!!!!!!!!!!!!!
thanks!!!!!!

Monday, October 29, 2018

Teks Anekdot: pengertian, struktur, ciri-ciri, dan kaidah bahasa

Teks Anekdot

1. Pengertian Teks Anekdot


        Teks Anekdot adalah cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial. Teks Anekdot merupakan suatu cerita pendek dan lucu atau menarik, yang mungkin mengilustrasikan suatu peristiwa atau orang sebenarnya. Anekdot bisa saja sesingkat pengaturan dan provokasi dari sebuah guyonan. Anekdot selalu dipersembahkan berdasarkan pada suatu peristiwa nyata mencakup orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi. Namun, seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tetapi “terlalu bagus untuk nyata”. Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya ialah tidak hanya untuk menimbulkan tawa, tetapi untuk menyampaikan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk menggambarkan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya. Pernahkah anda membaca sebuah cerita singkat yang berisi tentang guyonan atau berbau humor tetapi menjurus kepada ‘kritik’? Cerita singkat tersebut ialah teks anekdot. 
            Teks anekdot tidak hanya berbentuk cerita, pengertian teks anekdot juga dapat berbentuk dialog singkat antara dua tokoh. Teks anekdot sendiri tentunya selain untuk memberi humor, teks tersebut juga harus memuat amanat, pesan moral ataupun kebenaran secara umum. 

2. Struktur teks anekdot


          Selain itu, sebuah teks dengan bentuk anekdot juga memiliki struktur yang berbeda. Fungsi dari adanya struktur teks anekdot ialah: untuk membuat teks menjadi lebih rapi dan sesuai, juga benar-benar berbentuk. Adapun Struktur tersebut ada lima macam dan wajib dimasukan dalam sebuah teks dengan bentuk anekdot adalah sebagai berikut.

a. Abstrak
Abstrak menjadi struktur teks humor paling awal yang ada dalam sebuah teks bernama anekdot. Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan.

b. Orientasi
Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi.

c. Krisis
Struktur teks anekdot berikutnya adalah Krisis. Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pasa penulisnya sendiri.

d. Reaksi
Reaksi berhubungan besar dengan struktur krisis. Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda.

e. Koda
Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda. Koda merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut.



3. Ciri-ciri teks anekdot


Supaya kamu dapat membedakannya dan lebih mengerti tentang pengertian teks anekdot seperti apa, coba pahami juga ciri-ciri teks anekdot di bawah ini:

1. Berupa teks yang mendekati perumpamaan (Perumpaan pada sebuah teks dengan struktur anekdot mendekati bentuk sebuah dongeng).

2. Layaknya karangan cerita berdasarkan imajinasi dan ditambah dengan segala hal yang bersifat nyata atau benar-benar terjadi di masayarakat.

3. Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau juga orang penting

4. Biasanya pada sebuah teks anekdot terdapat tokoh atau figure yang ada dalam dunia nyata dan mudah kita temui dalam keseharian.
Contohnya seperti orang-orang pemerintahan, anggota keluar, dan lainnya.

5. Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik, dan berbau lelucon tapi menyindir
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, teks yang berupa anekdot memang dibuat untuk memberi kritik dengan cara yang berbeda. Semacam guyonan yang sengaja dibuat dengan tujuan tertentu seperti menyindir. Biasanya menyindiri di sini berkaitan dengan isu sosial dalam negeri yang sudah menjadi rahasia umum.

6. Terselip kritikan atau tujuan Mungkin ini juga dapat menjadi salah satu tujuan dari dibuatnya sebuah teks berbentuk anekdot, di mana pembuatnya akan menyelipkan kritik dengan cara yang lebih lucu dan mampu diterima oleh masyarakat.

4. Kaidah teks anekdot

Selain adanya struktur dan ciri-ciri teks anekdot dalam sebuah teks dalam bentuk anekdot juga memilki kaidah. teks anekdot ataupun kaidah bahasa teks anekdot dimana juga dipakai sebagai pegangan menulis cerita. adapun Kaidah  bahasa yang ada pada teks anekdot adalah sebagai berikut:

1. Memakai pertanyaan dengan keterampilan bahasa yang kreatif dan efektif atau retorik.
2.Menulis sesuai struktur yaitu diawali dengan bagian abstrak dan diakhir dengan bagian koda.
3.Menyatakan peristiwa serta bagian dari peristiwa menggunakan konjungsi.
4.Memakai kata keterangan waktu lampau.
5. Memakai kata predikat atau kata kerja.
6. Memakai kalimat yang berbau peritah.
7. Dibuat secara berurut dan kronologis.

sekian yang dapat kami jelaskan, jika ada kritik dan saran, silahkan tinggalkan di kolom komentar!
semoga bermanfaat!!!!

Sunday, October 28, 2018

kalimat simplek

  Kalimat Simpleks 

A. Pengertian Kalimat Simpleks 

      Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa, atau keadaan. Kalimat simpleks juga disebut  kalimat tunggal dimana kalimat tersebut hanya terdiri satu pola kalimat. Kalimat simpleks atau juga disubut sebagai kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa bebas tanpa klausa terikat (Cook, 1971; Elson dan Fickett, 1969; dalam Putrayasa, 2006). 
Kalimat simpleks/tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Unsur inti kalimat tunggal adalah subjek dan predikat. Hal ini berarti bahwa konstituen untuk setiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat merupakan satu kesatuan. 
Dalam kalimat tunggal terdapat semua unsur wajib  dan juga unsur manasuka. Seperti keterangan waktu, tempat, dan alat. Dengan demikian kalimat tunggal tidak selalu dalam wujud yang pendek tetapi juga dalam wujud yang panjang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Keraf (1984:156) yang mengatakan bahwa Kalimat simpleks/tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu pola (S-P, S-P-O, S-P-O-Pel, S-P-O-K, S-P-O-Pel-K) atau kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa. 
Kalimat simpleks/tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu konsitituen S-P (Putrayasa, 2001). Menurut alwi, dkk ( 2003: 39) kalimat simpleks/tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu sehingga predikatnya pun satu. Pendapat senada juga dikemukakan oleh chear(1994:240) bahwa kalimat simpleks/tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat, chear(1994:240).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa kalimat simpleks atau juga disebut kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat. Dengan kata lain, kalimat tersebut hanya memiliki satu unsure predikatif.

B. Jenis-Jenis Kalimat Simpleks Berdasarkan Peranan Predikat

1. Berpredikat Nominal  

        Dalam bahasa Indonesia terdapat kalimat yang predikatnya terdiri atas  nomina. Dua nomina yang disejajarkan akan membentuk kalimat apabila syarat untuk subjek dan predikatnya tidak terpenuhi, jejeran nomina tersebut tidak akan pembentuk kalimat melainkan membentuk frasa. 
Perhatikan contoh

No. Contoh kalimat

Berpredikat prasa nomina

1. Novel itu   cetakan Bandung
             FN                     FN
               S                P

keterangan: Berpredikat  nomina

2. Orang yang bertopi merah itu   Rahmat
                               FN                        N
                                 S                          P
keterangan : nomina


2. Berpredikat Verba

     Kalimat Simplek/tunggal berpredikat verba dalam bahasa Indonesia lebih bervariasi. Ada bermacam-macam verba, yaitu verba transitif, verba intransitif, dan verba pasif yang masing-masing memengaruhi macam kalimat yang menggunakannya. Dengan demikian, berdasarkan penggolongan verba, kalimat yang berpredikat verba pun bermacam-macam. 
Perhatikan table di bawah ini:
Table 
No. Contoh Kalimat


1. Adik   tidur
           S         P
Keterangan: Predikat verba intransitif


2. PBB telah memperingatkan  pemerintah Nyanmar
           S                         P                         O
Keterangan : Predikat verba transitif


3. Dia sedang mencarikan  adiknya pekerjaan
          S                    P                    O          K
Keterangan: Predikat verba dwitransitif


4. Andi menendang bola dengan keras
                  S            P           O           K
Keterangan : Predikat verba aktif


5. Karena mencuri, andi dikeluarkan dari sekolah
                 K                S            P                 K
Keterangan : Predikat verba pasif


3. Berpredikat Adjektiva
Kalimat dalam bahasa Indonesia dapat pula berpredikat adjektiva. Seperti pada contoh berikut.

No. Contoh Kalimat
1. Gadis Itu Sangat Cantik
             S                   P
Keterangan: Berpredikat Frasa Adjektiva


2.    Perkataan Orang Itu Benar
                          S                   P                       
Keterangan: Predikat Adjektiva


3. Rumah pak Dolah terbakar
           S                              P
Predikat Adjektiva

4. Berpredikat Frasa Preposisional
Kalimat simplek/tunggal berpredikat frasa preposisional. Perhatikan contoh di bawah ini:

No. Contoh kalimat
1. Tinggalnya di Jakarta
                 P  
2. Foto itu dari adiknya
               P
3. Bapak di rumah
             P
Keterangan: Ketiga predikat pada contoh kalimat tersebut merupakan frasa preposisional

5. Berpredirasa Numeralia
Kalimat simplek/tunggal berpredikkat Fat frasa numeralia. Perhatikan contoh berikut ini:

No. Contoh Kalimat
1. Sapinya tiga    puluh ekor
                                       P
2. Tanah pak Ali    tiga petak
                                       P
3. Mobil Andi      empat unit
                                       P
Keterangan: Ketiga predikat pada contoh kalimat tersebut merupakan frasa numeralia


sekian dari saya terimakasih!!!!!!!

Friday, October 26, 2018

homonim, homograf, homofon, dan polisemi

Materi Bahasa: Homonim, Homograf, Homofon, dan Polisemi


2.1     Homonim
           Homonim berasal dari bahasa Yunani, homos dan onuma. kata tersebut masing-masing berarti ’sejenis’ atau ’sama’ dan ’nama’. Dalam imu bahasa, dalam ilmu bahasa indonesia, homonim juga memiliki dua turunan lagi, yakni; homograf dan homofon.

A. perbedaan homonim, homograf, dan homofon

1. homonim,
merupakan subuah kata dimana bentuk dan pelafalannya sama sekalipun berbeda dalam menginterpretasi.
contohnya: 
bisa , masa, dst.
2. homograf,
merupakan sebuah kata yang memiliki bentuk yang sama namun pelafalannya berbeda.
contohnya;
teras (bagian depan rumah) dengan teras ( cabang)
3. homofon,
merupakan sebuah kata yang berbeda bentuknya namun sama dalam pelafalan.
contohnya:
 bank ( perusahaan) dengan bang ( saudara laki-laki yang lebih tua)

2.2     Polisemi
        Polisemi berasal dari kata poly dan sema, yang masing-masing berarti ’banyak’ dan ’tanda’.Jadi, polisemi berarti suatu kata yang memiliki banyak makna. Dalam bahasa indonesia, dijumpai kata-kata yang menanggung beban makna yang begitu banyak. Contohnya adalah kata kepala.Makna dasar kepala adalah bagian tubuh di atas leher, tempat otak dan pusat jarngan saraf.Kepala merupakan bagian badan yang sangat penting dibandingkan dengan beberapa bagian anggota badan manusia lainnya.Selain berarti bagian tubuh yang penting itu, Kepala digunakan dalam konteks pemakaian lainnya.inilah beberapa di antaranya.
a.       Bagian benda setelah atas atau bagian depan, contoh: kepala tongkat dan kepala surat.
b.      Pemimpin atau ketua, contoh: kepala kantor, kepala pasukan, dan kepala daerah.
c.       Sebagai kiasan atau ungkapan, contoh: kepala udang, kepala dua, dan besar kepala.
Pemakaian kata kepala pada ketiga konteks pemakaian tersebut tidaklah menimbulkan makna yang sama sekali baru. Makna-makna tersebut masih memiliki satu kesamaan.Makna kepala dalam hal ini merupakan ’bagian yang memiliki kedudukan yang sangat penting’.
Perhatikan contoh-contoh kata berpolisemi lainnya dalam kalimat-kalimat berikut!
1. satu,
(a) Nenek dibawa ke dokter karena sakit.
(b)   Bangsa ini sedang sakit.
(c)    Dedi sakit hati karena dihianati teman dekatnya.
2.dua,
(a) Direncanakannya ayah akan naik pesawat malam ini.
(b)   Diharapkan kakak tidak lama lagi dapat naik pangkat.
(c)    Sherina adalah artis cilik yang sedang naik daun.
3. tiga,
 (a) Didik jatuh dari sepeda.
(b)   Harga gabah jatuh. ‘merosot’
(c)    Setiba di rumah dia jatuh sakit. ‘menjadi’
(d)   Dia jatuh dalam ujian. ‘gagal’
          Polisemi adalah menyangkut masalah kegandaan makna yang kadangkala bisa membingungkan pemakai bahas, tetapi justru tidak memperoleh tempat yang wajar dalam pengajaran.kegandaan makna itu bisa muncul dengan berbagai cara.Kegandaan makna dalam bahasa lisan dapat diakibatkan oleh struktur fonetik kalimat karena satuan akustik struktur yang bertali temali adalah satuan helaan nafas. Contohnya ban tuan dalam ucapan bisa menyatu dalam helaan nafas menjadi dan karena berhomonim dengan bantuan jika tidak demikian, maka kemungkinan lain terjadi: dua buah kata yang terus menerus diucapkan dalam satuan helaan nafas akan menjadi sebuah kata misalnya asbak artinya secara lisan akan terjadi kegandaan makna atau polisemi karena variasi intonasi yang dilakukan pembicara.
                Faktor gramatikal, bentuk gramatikal pemukul bisa berarti alat untuk mengukur atau orang yang memukul.Sebuah frase juga bisa menyebabkan kegandaan makna meskipun kata-kata pendukung frase itu secara individual tidak menimbulkan kegandaan misalnya orang tua bisa berarti orang yang tua atau bapak dan ibu.Demikian juga pada kalimat siswa sedang membaca buku sejarah baru.Kalimat ini mengandung ketaksaan makna, disatu sisi dapat dipahami bahwa yang dibaca siswa tersebut buku sejarah yang baru dibelinya, artinya yang baru pada kalimat tersebut adalah bukunya. Disisi lain arti yang baru disini adalah sejarahnya bukan bukunya.
Faktor leksikal, bentuknya bisa polisemi atau homonim. Sumbernya bisa bermacam-macam, yaitu
1.      Sebuah kata yang mengalami perubahan akan memperoleh makna baru contohnya kata makan yang semula hanya untuk manusia dan binatang. Namun sekarang kata tersebut bisa dipakai pada benda yang tak bernyawa bahkan yang tidak mempunyai mulut. Contohnya jarinya termakan mesin.
2.      Sebuah kata akan mempunyai makna ganda jika dipakai dalam lingkungan sosial yang berbeda. Bagi seorang dokter kata operasi menghadirkan dalam benaknya hal-hal seperti penyakit, pisau, ruang bedah, menjahit kulit atau daging, tetapi bagi lingkungan militer kata tersebut selalu disangkutkan dengan hal-hal seperti musuh, serangan, tembak menembak.
3.      Bahasa figuratif, terutama yang menyangkut metafora juga besar peranannya dalam polisemi misalnya kata mata, makna sentralnya sebagai makna penglihat, namun pada kata mata pisau, orang indonesia mengartikannya sebagai ketajaman alat itu.
4.      Pengaruh asing juga bisa menumbuhkan polisemi. Apa yang disebut peminjaman makna (semantik borrowing) memang sudah lama kita kenal dalam bahasa kita.Contohnya kata butir yang biasa dipakai sebagai penolong bilangan untuk barang yang bulat atau kecil, sekarang dipakai untuk mengganti kata item yang jelas tidak ada kaitannya dengan unsur bulat atau kecil.

2.3     Cara Membedakan Homonim dan Polisemi
       Menurut Keraf (2006:37) untuk menetapkan apakah suatu bentuk itu merupakan polisemi atau homonim tidak selalu mudah.caranya, yaitu
1.      Menetapkan kata itu berdasarkan etimologi atau pertalian historisnya. Contohnya kata kopi juga adalah homonim walaupun kata kopi I berasal dari bahasa belanda koffie yang berarti nama pohon dan biji yang digoreng untuk minuman sedangkan kata kopi II berasal dari bahasa Copy yang berarti salinan (surat dan sebagainya).
2.      Dengan mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar, salah satunya adalah metafora. misalnya referen primer bagi kata-kata : mulut, mata, kepala, kaki. tangan, dan sebagainya adalah bagian-bagian dari tubuh manusia. Namun dalam perluasannya berdasarkan dalam prinsip metaforis bagian bagian tubuh tersebut dapat digunakan juga untuk menyebut bagian dari: sungai, jarum, pasukan, gunung, kursi dan sebagainya. hubungan itu lahir dari kesamaan fungsi atau bentuk antara referen-referennya. 
         Chaer (2003:304) mengatakan bahwa makna-makna yang ada dalam polisemi meskipun berbeda tetapi dapat dilacak secara etimologi dan semantik, makna-makna itu masih mempunyai hubungan. Contohnya: kata pacar ”inai” dan kata pacar ”kekasih”.
Makna-makna dalam dua bentuk homonim tidak mempunyai hubungan sama sekali. Contohnya: ”kepala” pada bentuk kepala surat dan makna ”kepala” pada kepala jarum bisa di telusuri berasal dari makna leksikal kata kepala itu.

Thursday, October 25, 2018

rpp k13 bhs. indonesia kelas ix materi: struktur teks cerpen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : MTS/SMP
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : IX/I
Materi Pokok : Struktur Cerpen
Alokasi Waktu : 2 X 40 Menit



Kompetensi Inti

KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektifdengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar

1. Menelaah struktur dan aspek kebahasaan cerita pendek yang dibaca atau didengar.
2. Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur

Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menelaah struktur teks cerpen
2. Menyusun kerangka cerita pendek berdasarkan pengalaman atau gagasan karya sastra (cerpen)
3.Menyusun cerita pendek berdasarkan kerangka dengan memperhatikan struktur teks

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok peserta didik dapat:
Menelaah struktur teks cerpen
Menyusun cerita pendek berdasarkan kerangka dengan memperhatikan struktur teks cerpen

Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran Reguler
Struktur teks cerpen
Model cerita pendek berdasarkan kerangka dengan memperhatikan struktur teks


Materi Pembelajaran Pengayaan
Struktur teks cerpen

Materi Pembelajaran Remedial
Ciri-ciri teks narasi: kata/kalimat deskriptif, kata ekspresif, majas
Model teks cerpen

Metode Pembelajaran
: Model Problem Based Learning

Media dan Bahan
Media : Media audiovisual yang berkaitan dengan cerpen
: laptop serta proyektor
Bahan : Model teks cerpen

Sumber Belajar
Sumber Belajar :Buku pegangan guru, buku pegangan peserta didik, lingkungan kelas/sekolah, majalah dan internet

Langkah-langkah Pembelajaran


Kegiatan:
Pendahuluan :
1. Peserta Didik melakukan do’a sebelum belajar (meminta seorang peserta didik untuk memimpin do’a)
2.Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
3.Peserta Didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.
4.Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran,metode penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan.
5.Guru bertanya mencari informasi tentang struktur teks cerpen
6. Guru mengaitkan laporan percobaan yang diajarkan dengan kehidupan nyata.
(Alokasi waktu:10 menit)


Kegiatan Inti

Langkah 1. Klarifikasi Masalah
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4-5 orang
2. Peserta didik dalam memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan guru yang terkait dengan permasalahan struktur teks cerpen
Peserta didik dalam kelompok mengamati tayangan audiovisual misalkan tentang masalah-masalah yang melibatkan struktur teks cerpen
3. Guru membagikan LK dan peserta didik membaca petunjuk, mengamati LK (LK berisi tentang permasalahan yang berhubungan dengan struktur teks cerpen
4. Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan hal-hal yang belum dipahami dari masalah yang disajikan dalam LK serta guru mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara klasikal

Langkah 2. Brainstorming
1. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing berdasarkan petunjuk yang ada dalam LK (misalkan: dalam LK berisikan permasalahan dan langkah-langkah pemecahan serta meminta peserta didik dalam kelompok untuk bekerja sama untuk menyelesaikan masalah berkaitan dengan struktur teks cerpen
2. Peserta didik dalam kelompok melakukan brainstorming dengan cara sharing information, dan klarifikasi informasi tentang permasalahan yang terdapat dalam struktur teks cerpen

Langkah 3. Pengumpulan Informasi dan Data
1. Peserta didik masing-masing kelompok dalam kelompok juga membahas dan berdiskusi tentang permasalahan berdasarkan petunjuk LK untuk:
(a) Menentukan struktur teks cerpen
(b) Mengidentifikasi struktur teks cerpen
(c) Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang melibatkan struktur teks cerpen
(d) Peserta didik melakukan eksplorasi seperti dalam poin 6, dimana mereka juga diharapkan mengaitkan dengan kehidupan nyata
(f) Guru berkeliling mencermati peserta didik dalam kelompok dan menemukan berbagai kesulitan yang di alami peserta didik dan memberikan kesempatan untuk mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami
(g) Guru memberikan bantuan kepada peserta didik dalam kelompok untuk masalah-masalah yang dianggap sulit oleh peserta didik
(f) Guru mengarahkan peserta didik dalam kelompok untuk menyelesaikan permasahan dengan cermat dan teliti

Langkah 4. Berbagi Informasi dan Berdiskusi untuk Menemukan Solusi Penyelesaian Masalah
1. Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan cara yang digunakan untuk menemukan semua kemungkinan pemecahan masalah terkait masalah yang diberikan
2. Peserta didik dalam kelompok masing-masing dengan bimbingan guru untuk dapat mengaitkan, merumuskan, dan menyimpulkan tentang struktur teks cerpen
3. Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian masalah yang diberikan terkait menelaah struktur teks cerpen

Langkah 5. Presentasi Hasil Penyelesaian Masalah
1. Beberapa perwakilan kelompok menyajikan secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa yang telah dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan
2. Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi,memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.

Langkah 6. Refleksi
1. Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang yang telah dipelajari terkait menyusun kerangka teks cerpen
2. Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didi
3. Penutup Guru memberikan tugas mandiri sebagai pelatihan keterampilan dalam menyelesaikan masalah struktur teks cerpen
Melaksanakan postes terkait struktur teks cerpen
4. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya
Alokasi Waktu ; 50 Menit


Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di internet.
Guru memberikan tugas
Penugasan:
Apa yang dimaksud dengan struktur teks cerpen?
Sebutkan struktur dalam teks cerpen!
Apa yang dimaksud dengan abstrak dan orientasi?
Jelaskan pengertian dari komplikasi, evaluasi, dan koda!
Identifikasilah struktur teks cerpen di atas!
Alokasi waktu 20 Menit


Penilaian

sikap (afektif)
pengetahuan (kognitif)
keterampilan ( psikomotorik)





Mengetahui, Sigli,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran







3 MODEL UTAMA DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


3 MODEL UTAMA DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama(Permendikbud No. 103 Tahun 2014)yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan(Discovery/Inquiry Learning). Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education (PBE) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan.
Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan untuk semua KD/materi pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan model pembelajaran tertentu.Oleh karenanya guru harus menganalisis rumusan pernyataan setiap KD, apakah cenderung pada pembelajaran penyingkapan(Discovery/Inquiry Learning) atau pada pembelajaran hasil karya (Problem Based Learning dan Project Based Learning).
Rambu-rambu penentuan model penyingkapan/penemuan:
1. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah ke pencarian atau penemuan;
2. Pernyataan KD-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;
3. Pernyataan KD-4 pada taksonomi mengolah dan menalar
Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem Based Learning danProject Based Learning):
1. Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau produk;
2. Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;
3. Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan
4. Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan pengetahuan konseptual dan prosedural.
Masing-masing model pembelajaran tersebut memiliki urutan langkah kerja(syntax) tersendiri, yang dapat diuraikan sebagai berikut.


1. Model Pembelajaran Penyingkapan (penemuan dan pencarian/penelitian)

Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning)adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive processsedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatingconcepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).
a. Sintak model Discovery Learning
1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pembuktian (Verification), dan
5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
b. Sintak model Inquiry Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam settingwaktu yang singkat (Joice&Wells, 2003). Model pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5) Analisis proses inkuiri.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Merupakan pembelajaran yang menggunakans berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan OnnSeng, 2000). Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsepHigh Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan(Norman and Schmidt).

a. Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas:
1) Mengidentifikasi masalah;
2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
3) Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
4) Melakukan tindakan strategis, dan
5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
b. Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting(David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas:
1) Merumuskan uraian masalah;
2) Mengembangkan kemungkinan penyebab;
3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
4) Mengevaluasi.

3. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Model pembelajaran PJBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerjasama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron 2011). Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010).
Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:

a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
b. Mendesain perencanaan proyek;
c. Menyusun jadwal (Create a Schedule);
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project);
e. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
f. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).
4. Di samping tiga model pembelajaran di atas, di SMK dapat digunakan model Production Based Training (PBT) untuk mendukung pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran pengembangan produk kreatif. Model Pembelajaran Production Based Trainingmerupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.Tujuan penggunaan model pembelajaranPBT adalah untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknisserta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan organisasi kerja.

Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainningmeliputi:
a. Merencanakan produk;
b. Melaksanakan proses produksi;
c. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
d. Mengembangkan rencana pemasaran.
(G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).

Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik, meliputi lima langkah sebagai berikut.

1. Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah.
2. Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hinggasiswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskanhipotesis.
3. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan datadapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
5. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasilbelajar dari kegiatanmengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian hipotesis.

Sumber: Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2016, Kemdikbud

Wednesday, October 24, 2018

Pengertian, Ciri-ciri, dan Struktur Teks Biografi

Pengertian, Ciri-ciri, dan Struktur Teks Biografi

2.1 Teks Biografi
2.1.1 Pengertian Teks Biografi
Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “bios” yang berarti hidup dan “graphien” yang berarti tulis. Biografi merupakan sebuah tulisan yang membahas tentang kehidupan seseorang. Secara sederhana, biografi dapat di artikan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Adapun teks biografi sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu: (a) teks biografi singkat dimana dalam teks ini singkat hanya menjelaskan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang serta peran pentingnya dan (b) teks biografi panjang dimana dalam teks ini meliputi informasi-informasi yang bersifat penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail serta dituliskan dengan gaya cerita yang baik.
Teks biografi merupakan sebuah teks yang menceritakan kejadian-kejadian hidup seseorang. Lewat biografi tersebut dapat ditemukan hubungan, keterangan arti dari sebuah tindakan tertentu atau sebuah misteri yang melingkupi hidup seseorang, dan juga merupakan sebuah penjelasan mengenai tindakan atau perilaku dalam hidupnya.
Biografi dapat bercerita mengenai kehidupan seorang tokoh penting atau terkenal maupun tidak terkenal. Biografi seringkali bercerita mengenai tokoh sejarah, namun tak jarang juga mengenai orang yang masih hidup. Banyak biografi sekarang ini yang ditulis secara kronologis.
Biografi membutuhkan bahan-bahan utama serta bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda, misalnya buku harian, surat-surat, kliping koran, dan sebagainya. Bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku referensi, sejarah yang memaparkan peranan orang dalam biografi tersebut dan sebagainya.
2.1.2 Ciri-Ciri Teks Biografi
Adapun ciri-ciri dalam teks biografi adalah sebagai berikut.
1. Biografi memiliki struktur yang terdiri atas : orientasi, peristiwa atau masalah, serta reorientasi.
2. Biografi memuat berdasarkan informasi fakta serta disajikan dalam bentuk narasi.
3. Faktualnya (fakta) berdasarkan pengalaman hidup seseorang yang diceritakan dalam tokoh biografi tersebut.
2.1.3 Struktur Teks Biografi
Berikut adalah struktur teks biografi yang terdiri dari orientasi, peristiwa dan masalah, serta reorientasi.
1. Orientasi
Orientasi merupakan bagian dimana menjelaskan tentang pengenalan tokoh, berisi gambaran awal tentang tokoh yang diceritakan dalam biografi tersebut.
2. Peristiwa dan Masalah
Bagian peristiwa atau kejadian merupakan bagian yang berisi tentang sebuah peristiwa atau kejadian yang pernah dialami, termasuk didalamnya memuat tentang masalah yang pernah dihadapinya dalam mencapai tujuan serta cita-citanya. Hal-hal yang menarik, mengagumkan, mengesankan, dan mengharukan yang pernah dialami tokoh juga diuraikan dalam bagian ini.
3. Reorientasi
Reorientasi merupakan bagian penutup. Bagian ini berisi tentang pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan tersebut. Reorientasi bersifat opsional, yang artinya pada bagian ini boleh ada atau tidak.

Mengubah teks berita menjadi teks ekplanasi

Mengubah Teks Berita ke dalam Teks Eksplanasi

Sebelum kita mengubah teks berita menjadi teks eksplanasi , terlebih dahulu kita akan membahas pengertian atau devinisi teks berita dan teks eksplanasi.
Apa sih yang dimaksud dengan teks berita?
“teks berita adalah teks yang isinya mengenai segala hal yang terjadi di dunia ini yang berupa fakta, dan ditulis di media cetak, disiarkan di radio, ditayangkan di televisi, atau diunggah di situs. Pada dasarnya, sebuah berita harus berisi fakta, tetapi tidak semua fakta dapat diangkat menjadi berita.”
Apa sih yang dimaksud dengan teks eksplanasi?
”Teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial.” Eksplanasi berasal dari bahasa asing (Inggris) yang berarti tindakan menerangkan atau menjelaskan dan keterangan, pernyataan atau fakta yang menjelaskan (The Contemporary English-Indonesian Dictionary: 651). Pengertian Teks Eksplanasi (Explanation Text) adalah sebuah teks yang berisi tentang proses-proses yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya.Sedangkan Restuti (2013:85) mengatakan bahwa pengertian teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial.

1. TEKS BERITA

RATUSAN WARGA DI MALANG BEREBUT AIR BERSIH
Malang, Kompas.com – Ratusan warga di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur antre dalam pembagian air minum yang di berikan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Rabu (26/9/2012) siang Warga di Desa tersebut sudah sejak juli lalu mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Tak hanya itu, air untuk kebutuhan tanaman pun tidak ada sehingga terpaksa mereka biarkan tanaman itu mati kekeringan. Pihak PMI Kabupaten Malang memberikan bantuan air minum secara langsung dengan mendatangi warga setempat.
Pada saat tangki air dari PMI tiba di rumah seorang warga, tanpa di suruh, ratusan warga langsung menyerbu tangki air dengan membawa jeriken. “Tolong jerikennya dijejer denga tertib. Jangan berebut,” ujar petugas PMI pada warga. Namun, imbauan petugas PMI itu tidak digubris. Warga malah berebut menaruh jeriken di depan tangki agar lebih dulu mendapatkan air. Salah seorang warga, Sri Wahyudi (26) mengatakan, sudah sejak juli lalu dia dan warga lain di Desa Wonorejo mengalami krisis air bersih akibat kekeringan. “Air minum dan untuk memasak tidak ada. Tanaman mati semua karena tak ada air. Baru sekarang aada bantuan air ke sini. Sebelumnya harus ambil di sumur tetangga Desa sebelah. Jauh dari sini. Warga harus jalan kaki,” aku Sri. Sementara itu, Sekretariat Desa (Sekdes) Wonorejo Jun Eko Rakhmad, yang ditemui di lokasi pembagian air mengatakan, krisi air di Desa Wonorejo sudah berlangsung sejak juli lalu. “Setelah mengajukan bantuan air minum ke Kabupaten Malang, baru sekarang terpenuhi,” aku Eko. Eko berharap, pemerintah Kabupaten Malang, terus memberikan bantuan air minum untuk warga di Desa Wonorejo, minimal dua hari sekali. “ di Desa ini sama sekali tak ada air. Total KK (Kepala Keluarga, red) yang krisi air bersih sebanyak 350 KK. Sedangkan warga di sini ada 1970 KK. Memang da tandong, tapi kosong semua,” katanya. Selain tandong yang sudah kosong, sumur milik warga juga kering.” Ada sebagian yang tidak kering.
Tapi satu sumur hanya berdebit 2,5 liter. “ Selama ini sumur itu yang dipakai sekirtar 350 KK, dengan cara bergiliran dalam dua hari sekali, “ Kata Eko. Kasubsi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Malang Mudji Utomo mengatakan, air yang didistribusikan ke Desa Wonorejo sebanyak 10.000 liter. “ isi tangkiair sebanyak 5000 liter. Untuk hari ini ada 10.000 liter,” Kata Mudji. Pengiriman air ke warga Wonorejo ini, menurut Mudji, sesuai dengan permintaan yang masuk ke Kabupaten Malang,” Selama ini baru satu desa yang minta pengiriman air.
Desa lain belum ada. Pada Februari lalu, pihak PMI sudah pernah mendistribusikan air di Desa setempat. Program ini di lakukan secara bergantian, yakni oleh badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB), PMI, PDAM dan Cipta Karya, “ katanya.

2. MENGUBAH MENJADI TEKS EKSPLANASI

BERKURANGNYA AIR BERSIH
Air adalah kebutuhan paling pokok manusia, sehingga manusia membutuhkan beberapa liter air dalam sehari. Air bersih adalah satu satu air yang tidak mengandung kuman-kuman penyebab penyakit. Seperti: typhus, Cholera, Disentri dan bakteri-bakteri Patogen penyebab penyakit. Air hamper menutupi 71% di permukaan bumi, namun hanya ada 6% air bersih.
Sekarang sanatlah sulit untuk mendapatkan air bersih. Sebagian besar di sebabkan ulah manusia. Pada saat ini, kecerobohan manusia yang sering terjadi membuang limbah ke sugai, yang menyebabkan air menjadi keruh dan kotor. JIka sungai keruh maka air yang mengalir ke warga juga ikut menjadi keruh dan terkotori oleh limbah tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penyebab utama terjadinya krisis air bersih di Indonesia.
Oleh karena itu, banyak daerah yang mengalami kekurangan air bersih. Ada salah satu Desa yaitu Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur yang menjadi pusat perhatian pemerintah untuk mengatasi agar tidak mengalami kekurangan air bersih.
Saat ini, warga sangat membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan tanaman juga semakin langka, membiarkan tanamanitu mati kekeringan, selain tandong yang sudah kosong, sumur milik warga juga kering. Kemudian, pihak PMI Kabupaten Malang, memberikan bantuan air minum secara langsung dengan mendatangi warga setempat , tanpa di suruh warga langsung berebut menyerbu tangki dari PMI dengan membawa jeriken.

Air merupakan zat atau unsur yang sangat penting bagi semua makhluk hidup di bumi ini. Akibat pembuangan limbah ke sungai yang di lakukan secara terus menerus, juga di sebabkanoleh penggundulan hutan, global warming, sehingga kita harus menjaga air bersih agar tetap bersih dan tidak keruh, yang lambat laun akan menyeabkan krisis air bersih.
Demikian ilmu yang dapat saya share
semoga bermanfaat :)

Tuesday, October 23, 2018

RPP k13 BAHASA INDONESIA KELAS IX MATERI ;Unsur Pembangun Cerpen


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


Satuan Pendidikan : MTS / SMP
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : IX/I
Materi Pokok : Unsur Pembangun Cerpen
Alokasi Waktu : 5 X 40 Menit (5 kali pertemuan )


A. Kompetensi Inti

KI-1 :Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 :Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektifdengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar.. 3.5.1 Mendata unsur pembangun karya sastra dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengarMengidentifikasi
3.5.2 Menjelaskan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari teks cerita pendek (cerpen)

4.5 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek yang dibaca atau didengar. 4.5.1 Menjelaskan ciri-ciri cerpen
4.5.2 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya sastra dengan bukti yang mendukung dari teks cerita pendek yang dibaca atau didengarModel teks narasi (cerpen)


C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I:
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok peserta didik dapat:
1. Memahami pengertian cerpen dan cirinya


Pertemuan II:
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui simulasi, diskusi dan tanya jawab peserta didik dapat:
1. Memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
2. Menentukan tema dan alur/plot cerpen yang dibaca

Pertemuan III:
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok peserta didik dapat:
1. Menentukan tokoh dan wataknya dari cerpen yang dibaca

Pertemuan IV:
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok peserta didik dapat:
1. Menentukan latar (empat, waktu, dan suasana) dan sudut pandang deri cerpen yang dibaca.

Pertemuan V:
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi kelompok peserta didik dapat:
1. Menyimpulkan amanat/pesan dari cerpen yang dibaca.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Karya fiksi (cerpen)
b. Ciri-ciri cerpen
c. Unsur intrinsi dan ekstrinsik cerpen
d. Menentukan tema, alur/plot cerita
e. Menentukan latar/setting, tokoh, watak, dan sudut pandang dalam cerpen
f. Menyimpulkan amanat/pesan cerpen

2. Materi Pembelajaran Pengayaan
a. Mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen

3. Materi Pembelajaran Remedial
a. Pengertian cerpen
b. Ciri-ciri cerpen

E. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1 : Model Problem Based Learning
Pertemuan 2 : Model Discovery Learning
Pertemuan 3 : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pertemuan 4 : Model Pembelajaran Kooperatif
Pertemuan 5 : Model Pembelajaran Kooperatif


F. Media dan Bahan
1. Media : Media audiovisual yang berkaitan dengan cerpen
2. Bahan : teks cerpen

G. Sumber Belajar
Sumber Belajar :
Buku pegangan guru, buku pegangan peserta didik, lingkungan kelas/sekolah, majalah dan internet

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (Pertama) (2 Jam Pelajaran/80 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Peserta Didik melakukan do’a sebelum belajar (meminta seorang peserta didik untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
3. Peserta Didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.
4. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran,metode penilaian yang akan dilaksanakan yang ditayangkan
5. Guru bertanya mencari informasi tentang pengertian cerpen dan cirinya
6. Guru mengaitkan cerpen yang diajarkan dengan kehidupan nyata 10 menit
Inti Langkah 1. Klarifikasi Masalah
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang terdiri 4-5 orang
2. Peserta didik dalam memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan guru yang terkait dengan permasalahan pengertian cerpen dan cirinya
3. Peserta didik dalam kelompok mengamati tayangan audiovisual misalkan tentang masalah-masalah yang melibatkan pengertian cerpen dan cirinya
4. Guru membagikan LK dan peserta didik membaca petunjuk, mengamati LK (LK berisi tentang permasalahan yang berhubungan dengan pengertian cerpen dan cirinya
5. Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan hal-hal yang belum dipahami dari masalah yang disajikan dalam LK serta guru mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara klasikal

Langkah 2. Brainstorming
6. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing berdasarkan petunjuk yang ada dalam LK (misalkan: dalam LK berisikan permasalahan dan langkah-langkah pemecahan serta meminta peserta didik dalam kelompok untuk bekerja sama untuk menyelesaikan masalah berkaitan dengan pengertian cerpen dan cirinya
7. Peserta didik dalam kelompok melakukan brainstorming dengan cara sharing information, dan klarifikasi informasi tentang permasalahan yang terdapat dalam pengertian cerpen dan cirinya

Langkah 3. Pengumpulan Informasi dan Data
8. Peserta didik masing-masing kelompok dalam kelompok juga membahas dan berdiskusi tentang permasalahan berdasarkan petunjuk LK untuk:
9. Menentukan pengertian cerpen dan
10. Mengidentifikasi ciri-cirinya cirri cerpen
11. Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang melibatkan cerpen
12. Peserta didik melakukan eksplorasi seperti dalam poin 6, dimana mereka juga diharapkan mengaitkan dengan kehidupan nyata
13. Guru berkeliling mencermati peserta didik dalam kelompok dan menemukan berbagai kesulitan yang di alami peserta didik dan memberikan kesempatan untuk mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami
14. Guru memberikan bantuan kepada peserta didik dalam kelompok untuk masalah-masalah yang dianggap sulit oleh peserta didik
15. Guru mengarahkan peserta didik dalam kelompok untuk menyelesaikan permasahan dengan cermat dan teliti
Langkah 4. Berbagi Informasi dan Berdiskusi untuk Menemukan Solusi Penyelesaian Masalah
16. Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan cara yang digunakan untuk menemukan semua kemungkinan pemecahan masalah terkait masalah yang diberikan
17. Peserta didik dalam kelompok masing-masing dengan bimbingan guru untuk dapat mengaitkan, merumuskan, dan menyimpulkan tentang pengertian cerpen dan cirinya
18. Peserta didik dalam kelompok menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian masalah yang diberikan terkait pengertian cerpen dan cirinya

Langkah 5. Presentasi Hasil Penyelesaian Masalah
19. Beberapa perwakilan kelompok menyajikan secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa yang telah dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan
20. Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi,memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.

Langkah 6. Refleksi
21. Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang yang telah dipelajari terkait pengertian cerpen dan cirinya
22. Guru memberikan apresiasi atas partisipasi semua peserta didik 60 menit
Penutup 1. Guru memberikan tugas mandiri sebagai pelatihan keterampilan dalam menyelesaikan masalah pengertian cerpen dan cirinya
2. Melaksanakan postes pengertian cerpen dan cirinya
3. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya
4. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di internet.
5. Guru memberikan tugas 10 menit
Penugasan:
1. Apa yang dimaksud dengan karya fiksi?
2. Jelaskan pengertian dari cerpen!
3. Sebutkan ciri-ciri cerpen!
4. Berapa jumlah kata dalam cerpen?


Pertemuan 2 (Kedua) (3 Jam Pelajaran/120 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik melakukan do’a sebelum belajar (meminta seorang peserta didik untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
3. Guru mengaitkan materi unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
4. Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.
5. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan 10 menit
Inti Langkah 1. Merumuskan Pertanyaan
1. Guru bertanya mencari informasi tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
2. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang secara tertib
3. Guru memberikan lembar kerja (LK yang berisi petunjuk untuk menemukan dan membuktikan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen yang dibagikan kepada masing-masing kelompok
4. Guru membimbing dan memberikan pertanyaan bagaimana cara menemukan dan membuktikan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen dengan LK dan bahan yang telah diberikan sekaligus memotivasi/mendorong peserta didik untuk menemukannya

Langkah 2. Merencanakan
5. Guru memberikan informasi terkait langkah-langkah pengumpulan dan menganalisis data terkait unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
6. Peserta didik melakukan mengidentifikasi dan menganalisis LK dan bahan yang diberikan dalam kelompok masing-masing berdasarkan intruksi yang ada dalam LK

Langkah 3. Mengumpulkan Data dan Menganalisis Data
7. Peserta didik dalam kelompok menggunakan bahan yang tersedia, misalkan melakukan pembuktian sesuai intruksi yang ada dalam LK dengan mensimulasikan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
8. Guru mengajukan pertanyaan terkait dengan pembuktian pertama dan mengarahkan serta memotivasi peserta didik untuk membuktikan kembali dengan alat/bahan model lain yang berbeda
9. Peserta didik dalam kelompok melakukan pengujian kembali dan mengolah data kembali dengan langkah yang sama dengan menggunakan model peraga lain untuk membuktikan tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen (Analisis Data)
10. Setelah diskusi selesai, beberapa perwakilan kelompok menyajikan secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari atau didiskusikan

Langkah 4. Aplikasi dan Tindak Lanjut
11. Peserta didik memeriksa secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya tentang pembuktian penemuan tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen dengan hasil data yang telah diolah.
12. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan konsep, teori, aturan melalui contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil percobaan, pengolahan dan analisis data, peserta didik dapat mengecek hipotesis yang diajukan apakah terbukti atau tidak.
13. Perwakilan beberapa kelompok mempresentasikan dengan membuat kesimpulan dari hasil penemuan dalam hasil pembuktian tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
14. Guru dan peserta didik memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya
90 menit
Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan merespon pertanyaan guru yang sifatnya menuntun dan menggali
2. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.
3. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil refleksi yang dilakukan
4. Guru memberikan tugas mandiri sebagai pelatihan keterampilan dalam menyelesaikan masalah bahasa Indonesia yang berkaitan dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
5. Melaksanakan postes terkait tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
6. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya
7. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di internet.
8. Guru memberikan tugas 20 menit
Penugasan:
1. Apa yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik!
2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik cerita!
3. Jelaskan pengertian dari tema, alur/plot, latar/setting?
4. Apa yang dimaksud dengan tokoh, penokohan?
5. Apa yang dimaksud dengan sudut pandang dan amanat?

Pertemuan 3 (Ketiga) (2 Jam Pelajaran/80 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik melakukan do’a sebelum belajar (meminta seorang peserta didik untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
3. Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya. 10 menit
Inti Langkah 1. Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
1. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan
2. Guru bertanya mencari informasi tentang tema, alur/plot cerita, dan peserta didik menjawab
3. Guru mengaitkan materi tentang tema, alur/plot cerita yang diajarkan dengan kehidupan nyata

Langkah 2. Menyajikan Informasi
4. Peserta didik diminta guru untuk mengamati tayangan gambar/video misalkan tentang petunjuk yang harus dilakukan berkaitan masalah yang diberikan dalam LK

Langkah 3. Mengorganisasikan Siswa ke dalam Kelompok-kelompok Belajar
5. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang secara tertib
6. Guru memberikan media dan Lembar Kerja (LK yang berisikan tentang permasalahan:
a. tema, alur/plot cerita
7. Peserta didik membaca petunjuk dan mengamati LK yang diberikan oleh guru
8. Tiap peserta dalam kelompok asal mengamati LK materi yang berbeda yaitu:
a. tema, alur/plot cerita
9. Tiap peserta dari berbagai kelompok yang mempunyai permasalahan materi yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) dan mempelajari dan memahami masalah secara bersama
10. Guru memberikan motivasi peserta didik dalam kelompok ahli untuk memberikan pertanyaan terkait masalah yang mereka diskusikan
11. Peserta didik dalam kelompok ahli saling bertanya dan menjawab berdasarkan asumsi mereka.
12. Peserta didik dalam kelompok ahli melakukan diskusi pembahasan berdasarkan permasalahan yang sama, meliputi materi:
a. tema, alur/plot cerita
13. Peserta didik dalam kelompok ahli menemukan berbagai kesulitan yang di alami peserta didik dan memberikan kesempatan untuk mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami

Langkah 4. Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar
14. Guru memberikan bantuan kepada peserta didik dalam kelompok ahli untuk masalah-masalah yang dianggap sulit oleh peserta didik
15. Guru mengarahkan peserta didik dalam kelompok ahli untuk menghimpun materi yang sudah dipelajari dan cermat dalam pemecahan masalah yang diberikan
16. Setelah diskusi dari kelompok ahli selesai, peserta didik anggota kelompok ahli kembali kepada kelompok asal dan dalam kelompok tersebut secara bergantian menjelaskan tentang sub bab yang telah mereka pelajari dalam kelompok ahli, dimana anggota yang lain memperhatikan dan mengeksplor penjelasan dari teman mereka yang sedang menjelaskan.
17. Peserta didik dalam kelompok ahli setelah melakukan pemahaman maupun dari hasil eksplorasi maka dalam diskusi kelompok asal, tiap peserta didik mampu:
a. tema, alur/plot cerita
18. Peserta didik dalam kelompok masing-masing dengan bimbingan guru untuk dapat mengaitkan, merumuskan, dan menyimpulkan tentang materi tersebut.

Langkah 5. Melakukan Evaluasi
19. Beberapa perwakilan kelompok asal menyajikan secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari dalam diskusi
20. Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.

Langkah 6. Memberikan Penghargaan
21. Guru memberikan apresiasi dan meminta peserta didik pada kelompok yang lain untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang sudah presentasi
22. Peserta didik melakukan resume dan membuat kesimpulan secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari konsep yang dipahami, keterampilan yang diperoleh maupun sikap lainnya dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
60 menit
Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan merespon pertanyaan guru yang sifatnya menuntun dan menggali
2. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.
3. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil refleksi yang dilakukan
4. Guru memberikan tugas mandiri sebagai pelatihan keterampilan dalam menyelesaikan masalah bahasa Indonesia yang berkaitan dengan tema dan alur/plot cerita
5. Melaksanakan postes terkait tema dan alur/plot cerita Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya
6. Untuk memberi penguatan materi yang telah di pelajari, guru memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di internet.
7. Guru memberikan tugas
Penugasan:
1. Apa tema dari cerpen yang kalian baca?
2. Jelaskan tahapan alur dari cerpen tersebut!
3. Jenis alur apakah yang digunakan dalam cerpen itu?
4. Tunjukkan bagian klimaks dari cerpen tersebut!



Pertemuan 4 (Keempat) (3 Jam Pelajaran/120 menit)


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik melakukan do’a sebelum belajar (meminta seorang peserta didik untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan 10 menit
Inti Langkah 1. Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
1. Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan
3. Guru bertanya mencari informasi tentang latar/setting, tokoh, watak, dan sudut pandang dalam cerpen dan peserta didik menjawab
4. Guru mengaitkan materi laporan hasil pengamatan dengan kehidupan nyata

Langkah 2. Menyajikan Informasi
5. Guru meminta semua peserta didik yang ada dalam kelompok untuk memperhatikan tampilan keseharian yang berkaitan dengan latar/setting, tokoh, watak, dan sudut pandang dalam cerpen melalui tayangan infokus/video

Langkah 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
6. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang secara tertib
7. Guru memberikan lembar kerja (LK) yang dibagikan kepada masing-masing kelompok
8. Guru membimbing kelompok diskusi dalam mengerjakan LK yang telah diberikan
9. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing berdasarkan intruksi yang ada dalam LK
10. Peserta didik masing-masing kelompok dalam kelompok untuk membahas dan berdiskusi berdasarkan petunjuk LK tentang:
a. latar/setting, tokoh, watak, dan sudut pandang dalam cerpen

Langkah 4. Membimbing Kelompok bekerja dan belajar
11. Guru berkeliling melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dan memberikan arahan untuk mengerjakan LK dengan media yang telah disediakan

Langkah 5. Melakukan Evaluasi
12. Setelah diskusi selesai, beberapa perwakilan kelompok menyajikan secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari atau didiskusikan

Langkah 6. Memberikan Penghargaan
13. Guru memberikan penghargaan dengan memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang sudah tampil mempresentasikan hasil diskusinya
14. Guru dan peserta didik memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. 90 menit
Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan merespon pertanyaan guru yang sifatnya menuntun dan menggali
2. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.
3. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil refleksi yang dilakukan
4. Guru memberikan tugas mandiri sebagai pelatihan keterampilan dalam menyelesaikan masalah bahasa Indonesia yang berkaitan dengan latar/setting, tokoh, watak, dan sudut pandang dalam cerpen
5. Melaksanakan postes terkait latar/setting, tokoh, watak, dan sudut pandang dalam cerpen
6. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya
7. Untuk memberi penguatan materi yang telah di pelajari, guru memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di internet.
8. Guru memberikan tugas 20 menit
Penugasan:
1. Sebutkan latar tempat dalam cerpen itu dan berikan bukti kalimatnya!
2. Sebutkan latar waktu dalam cerpen itu dan berikan bukti kalimatnya!
3. Sebutkan latar suasana dalam cerpen itu dan berikan bukti kalimatnya!
4. Sebutkan para tokoh cerita dalam cerpen tersebut beserta wataknya!
5. Sudut pandang apakah yang digunakan dalam cerpen tersebut?



Pertemuan 5 (Keempat) (3 Jam Pelajaran/120 menit)


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik melakukan do’a sebelum belajar (meminta seorang peserta didik untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan 10 menit
Inti Langkah 1. Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa
1. Peserta didik menerima informasi tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, ruang lingkup materi, tujuan, manfaat, langkah pembelajaran, metode penilaian yang akan dilaksanakan
3. Guru bertanya mencari informasi tentang amanat/pesan cerpen dan peserta didik menjawab
4. Guru mengaitkan materi laporan hasil pengamatan dengan kehidupan nyata

Langkah 2. Menyajikan Informasi
5. Guru meminta semua peserta didik yang ada dalam kelompok untuk memperhatikan tampilan keseharian yang berkaitan dengan amanat/pesan cerpen melalui tayangan infokus/video

Langkah 3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
6. Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang secara tertib
7. Guru memberikan lembar kerja (LK) yang dibagikan kepada masing-masing kelompok
8. Guru membimbing kelompok diskusi dalam mengerjakan LK yang telah diberikan
9. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing berdasarkan intruksi yang ada dalam LK
10. Peserta didik masing-masing kelompok dalam kelompok untuk membahas dan berdiskusi berdasarkan petunjuk LK tentang:
b. amanat/pesan cerpen

Langkah 4. Membimbing Kelompok bekerja dan belajar
11. Guru berkeliling melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan dan memberikan arahan untuk mengerjakan LK dengan media yang telah disediakan

Langkah 5. Melakukan Evaluasi
12. Setelah diskusi selesai, beberapa perwakilan kelompok menyajikan secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari atau didiskusikan

Langkah 6. Memberikan Penghargaan
13. Guru memberikan penghargaan dengan memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang sudah tampil mempresentasikan hasil diskusinya
14. Guru dan peserta didik memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. 90 menit
Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan merespon pertanyaan guru yang sifatnya menuntun dan menggali
2. Peserta didik merefleksi penguasaan materi yang telah dipelajari dengan membuat catatan penguasaan materi.
3. Peserta didik saling memberikan umpan balik hasil refleksi yang dilakukan
4. Guru memberikan tugas mandiri sebagai pelatihan keterampilan dalam menyelesaikan masalah bahasa Indonesia yang berkaitan dengan amanat/pesan cerpen
5. Melaksanakan postes terkait amanat/pesan cerpen
6. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk materi pada pertemuan berikutnya
7. Untuk memberi penguatan materi yang telah di pelajari, guru memberikan arahan untuk mencari referensi terkait materi yang telah dipelajari baik melalui buku-buku di perpustakaan atau mencari di internet.
8. Guru memberikan tugas 20 menit
Penugasan:
1. Sebutkan perilaku yang patut dicontoh dari tokoh cerpen!
2. Sebutkan perilaku yang tidak patut dicontoh dari tokoh cerpen!
3. Sebutkan amanat atau pesan dari cerpen tersebut!
4. Sebutkan para tokoh yang berperilaku baik!
5. Sebutkan tokoh yang berperilaku tidak baik!


I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap spiritual
No. Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Butir
Instrumen Waktu
Pelaksanaan Keterangan
1. Observasi Lembar Observasi (Catatan Jurnal) Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung Penilaian untuk dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for and
of learning)

b. Sikap sosial
No. Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Butir
Instrumen Waktu
Pelaksanaan Keterangan
1. Observasi Lembar Observasi (Catatan Jurnal) Terlampir Saat
pembelajaran
berlangsung Penilaian untuk dan
pencapaian
pembelajaran
(assessment for and
of learning)
2. Penilaian
diri Lembar Observasi (Catatan Jurnal) Terlampir Saat
pembelajaran
usai Penilaian sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning)
3. Penilaian
antar teman Lembar Observasi (Catatan Jurnal) Terlampir Saat
pembelajaran
usai Penilaian sebagai
pembelajaran
(assessment as
learning)



c. Pengetahuan
No. Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Butir
Instrumen Waktu
Pelaksanaan Keterangan
1. Tes Tulis Pilihan ganda, benar salah, menjodohkan,
isian, dan/atau
lainnya Terlampir Saat
pembelajaran
usai Penilaian untuk
pembelajaran
(assessment for
learning) dan sebagai pembelajaran (assessment as
learning)






d. Keterampilan
No. Teknik Bentuk
Instrumen Contoh Butir
Instrumen Waktu
Pelaksanaan Keterangan
1. Proyek Masalah sehari-hari berkaitan dengan unsure pembangun cerpen Carilah kegiatan di
sekitar kalian yang
berkaitan dengan
unsure-unsur pembangun cerpen. Di luar PBM
selama satu
minggu Penilaian untuk,
sebagai, dan/atau
pencapaian
pembelajaran
(assessment for, as,
and of learning)

2. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dalam bentuk;
a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;
b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% dan 50%; dan
c. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.


Mengetahui, Sigli,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran