Majas Sindiran
1. Apa itu majas sindiran?
Majas sindiran ialah majas yang menggunakan kata-kata kiasan yang menyatakan sindiran bermaksud untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.
2. Apasaja yang termasuk majas sindiran?
Majas sindiran dapat dibagi menjadi lima macam yakni majas ironi, majas sinisme, majas sarkasme, majas satire dan majas innuendo.
Berikut Penjelasannya?
A. Majas ironi
Majas ironi atau sindiran merupakan gaya bahasa yang ditujukan untuk mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh majas ironi :
“Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!” (makna aslinya: gadis tersebut tidaklah cantik, tapi tingkahnya manja seperti ratu)
“Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas” (makna aslinya: orang tersebut datangnya terlambat)
“Cepat sekali kamu datang, sampai habis minum 3 botol aku menunggumu” (makna aslinya: orang tersebut datangnya sangat terlambat)
“Pintar sekali kamu bikin kuenya ya sampai bisa bantat begini” (makna aslinya: orang tersebut bodoh dalam membuat kue karena kuenya hasil buatannya jelek, tidak bisa mengembang alias bantat).
“Pasti Anda lulusan universitas terbaik ya, bicaramu susah dipahami” (makna aslinya: orang yang pandai bicaranya akan tersusun rapi hingga orang awam pun bisa memahaminya)
“Tulisanmu bagus banget sampai-sampai aku sulit membacanya” (makna aslinya: tulisannya jelek)
“Aduh wanginya parfum yang kamu pakai, pasti kamu jarang mandi ya?” (makna aslinya: orang tersebut bau badan karena jarang mandi)
“Tambah satu lagi orang pinter di Indonesia, seorang menteri saja gak hafal lagu wajib nasional” (makna aslinya: nambah orang goblok)
“Suaramu sudah bagus, tapi saya sarankan agar kamu tidak usah jadi penyanyi” (makna aslinya: suaranya jelek)
“Alangkah gurihnya masakan ini walau sedikit kurang garam” (makna aslinya: masakannya tidak gurih karena kurang garam)
B. Majas Sinisme
Majas sinisme merupakan gaya bahasa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Majas ini lebih kasar dan lebih berterus terang daripada majas ironi bahkan biasanya pelakunya melakukannya disertai dengan tindakan tidak terpuji.
Contoh majas sinisme :
“Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya sehingga semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya!”
“Tidak sudi saya melihat wajahmu yang tampan itu!”
“Saya malas mendengar ucapan manismu! memuakkan!”
“Ide gilamu itu bisa saja membunuh kami sewaktu-waktu”
“Gak tau malu, pakai barang hasil korupsi kok malah bangga”
“Mikir itu pakai otak, jangan pakai dengkul”
“Apa perlu tak ambilin kaca pembesar? benda sebesar itu masih aja kamu tabrak!”
“Gara-gara ide bodohmu itu, kami semua hampir celaka”
“Sekali-kali kamu itu ngaca biar gak terus-terusan menilai kekurangan orang lain”
“Baru punya mobil bontot kayak begitu saja sudah sombong”
“Ya iyalah masak ya iya dong, udah tau masih aja nanya!”
“Gak tau malu, ditangkap KPK malah dada-dada ke kamera wartawan sambil senyum manis”
C. Majas Sarkasme
Majas sarkasme merupakan gaya bahasa yang penggunaannya lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Terkadang sampai-sampai dibandingkan dengan binatang.
Contoh majas sarkasme :
Mulut harimau kau! (maksudnya: besar mulut).
Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya: si Cebol).
Dasar onta bahlul (maksudnya: orang goblok).
Dasar muka tembok, bener-bener gak tau malu.
Aduhh dasar emang otak kerbau, sudah jelas itu empat dibilang delapan.
Hanya keledai yang jatuh di lubang yang sama.
Sama orang tua aja gak tau sopan santun. Dasar otak udang.
Coba lihat, si gajah bengkak itu (maksudnya: orang sangat gendut).
Anjing!! udah tau ada orang menyebrang jalan, gak direm malah digas.
Kamu buta ya? udah tahu kondisi keluarga lagi gak punya uang, masih aja hidup mewah.
Mual perutku kalau lihat dirimu. Pergi saja sana!
Lambat bener jalanmu kayak keong sawah
Kayak Tuhan saja kamu ini, sukanya menilai dan menghakimi orang lain yang berbeda tafsir denganmu.
D. Majas Satire
Majas satire merupakan gaya bahasa yang menggabungkan majas ironi dan sarkasme. Keduanya digunakan dalam sebuah parodi, puisi atau sebuah cerita pendek dengan tujuan untuk mengkritik, menolak seuatu gagasan atau perilaku sosial tertentu. Penggunaan majas satire ini bisa secara terang-terangan atau secara implisit.
Contoh majas satire :
1. Contoh dalam sebuah puisi untuk mengkritik pejabat kurang amanah.
Sudah tuli telingaku dengar kata-kata manismu
Sudah buta mataku melihat senyum ramahmu
Sudah 5 kali kalendarku bergonti-ganti
Namun janjimu masih saja berupa janji
2. Contoh dalam sebuah cerita parodi untuk mengkritik sebuah aliran menyimpang.
Suatu malam datanglah lima orang ninja ke sebuah makam bersejarah milik Kesultanan. Masing-masing membawa linggis, parang, clurit, kampak dan palu besar. Saat hendak masuk ke dalam makam, lima ninja tersebut dicegat oleh simbah penjaga makam.
“loh, loh, loh, malam-malam mau apa ya? kok membawa linggis, palu segala” tanya simbah penjaga makam.
“Kami datang kesini untuk menyelamatkan akidah umat” jawab ketua ninja.
“Sebentar… kok saya gak paham ya?” tanya simbah dengan bingung.
“Kami akan menghancurkan makam ini karena makam ini berpotensi syirik” terang ketua ninja dengan semangat.
“Ouw… seperti itu, tunggu sebentar ya” jawab simbah penjaga makam sambil mengambil sebuah pisau di atas meja kerjanya.
Sesaat kemudian terjadilah perkelahian sengit,, tak tak gedebruk… ciat!! ciat!! ciat!! simbah penjaga makam mengeluarkan jurus andalan dan berhasil menarik alat kelamin si ketua ninja.
“Aduhh aduhhh mbah lepasin, sakiit kenapa burung saya ditarik??” tanya si ketua ninja sambil merintih kesakitan.
“Sudah tenang saja kamu,, simbah cuma ingin menyelamatkan kamu” jawab simbah dengan tenang.
“menyelamatkan apa mbah??” tanya si ketua ninja.
“simbah mau potong ini alat kelaminmu karena ini bisa berpotensi zinah” jawab simbah dengan mimik serius.
Mendengar jawaban itu akhirnya kelima ninja itu kaget dan kabur.
E. Majas Innuendo
Majas innuendo merupakan gaya bahasa yang mengecilkan sesuatu dari fakta yang sebenarnya.
Contoh majas innuendo :
Dia orangnya baik, cuma sayangnya dia suka berbohong.
Bener-bener sempurna orang itu, dah ganteng, berpendidikan, kaya raya pula. Cuma moralnya saja yang kurang.
Sebenarnya ia sukses bukan dari hasil keringat tangannya sendiri.
Kamu sudah merakitnya dengan baik. Hanya saja beberapa kabel pemasangannya tidak tepat di tempatnya.
Walau kamu sudah berjuang maksimal, tapi itu masih kurang. Itu belum performa terbaikmu.
Nah, kita sudah membahas tentang Pengertian dan Contoh Majas Sindiran yang disertai dengan beberapa contoh. Bila ada pertanyaaan bisa di sampaikan di bawah ini.
Daftar Pustaka
Suratno dan Wahono. 2010. Bahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Semarang: CV Buana Raya.
Utami, Sri, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 1 untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
No comments:
Post a Comment
Email :
Pasword :